Sabtu, 23 Agustus 2014

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM



Oleh :
Novia Herdiandini
XI MIA 2


SMA Negeri 1 Kepanjen
Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 48 Telp. (0341) 395122
Kecamatan Kepanjen Kode Pos : 65163
2014/2015


DAFTAR ISI


I.                   PENDAHULUAN                 ............................................    1
II.                RUMUSAN MASALAH      ............................................    1
III.             PEMBAHASAN                    ............................................    2
IV.             PENUTUP                              ............................................    7
V.                DAFTAR USTAKA              ............................................    8

























i
I.      PENDAHULUAN
            Di dalam ajaran islam, dikenal adanya dosa besar dan dosa kecil. Namun tidak didapati dalam Al-qur’an dan hadits tentang kesalahan apa saja yang dapat dikategorikan dosa besar dan dosa kecil. Hadits yang merupakan sumber hukum kedua setelah Al-qur’an, sebagaimana fungsi hadits diantaranya sebagai penjelas Al-qur’an, tidak menjelaskan semua itu. Justru yang terungkap hanya dosa-dosa yang paling besar diantara dosa-dosa besar.
            Kita sebagai manusia pastilah pernah melakukan kesalahan dan dosa, maka segeralah melakukan taubat, karena Allah SWT senantiasa bersedia memberi ampunan setiap waktu dan menerima taubat setiap saat.
            Untuk itu dalam makalah ini kami akan mencoba memaparkan apa saja hadits tentang dosa besar dan taubat serta sedikit penjelasan tentang apa itu dosa besar dan taubat.



II.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana lafal hadist tentang menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan dan saksi palsu? Bagaimana profil para perawinya dan apa hadits perbandingannya?
2.      Bagaimana lafal hadist tentang tujuh macam dosa besar, profil perawinya, dan seperti apa hadits pembandingnya?
3.      Bagaimana lafal hadist tentang beristighfar 100 kali sehari, profil perawinya, dan seperti apa hadits pembandingnya?
4.      Bagaimana lafal hadits tentang Allah bergembira terhadap hamba-Nya yang bertaubat? Bagaimana profil perawinya dan apa hadits perbandingannya?
5.      Bagaimana lafal hadist tentang taubat yang terlambat, profil perawinya, dan seperti apa hadits pembandingnya?
6.      Apa pengertian dari dosa besar dan taubat?
7.       Apa penjelasan hadist – hadist diatas?





1
III.     PEMBAHASAN
1.    Hadist tentang menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan, dan saksi palsu
a.    Lafal hadist  Anas tentang menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan, dan saksi palsu
عَن أَنَسٍ رَضِيَ الله عَنه قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْكَبَائِر قَالَ الاشْرَاكُ بِاللهِ وَ عُقُوقُ الْوَلِدَيْنِ وَ قَتْلُ النَّفْسِ وَ شَهَادَةُ الزُّورِ
Artinya : “Dari Anas radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang kaba'ir (dosa-dosa besar). Maka Beliau bersabda: "Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua, membunuh orang dan bersumpah palsu".

b.    Hadits perbandingannya pada shahih muslim no 127
و حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدٌ وَهُوَ ابْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْكَبَائِرِ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَقَوْلُ الزُّورِ
            Artinya : “Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib al-Haritsi telah menceritakan kepada kami Khalid -yaitu Ibnu al-Harits- telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Abu Bakar dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang dosa besar, beliau bersabda: "Syirik kepada Allah, durhaka terhadap orang tua, membunuh jiwa dan berkata dengan kata-kata palsu."

2.   Hadits tentang tujuh macam dosa besar
a.    Lafal hadits tentang tujuh macam dosa besar
عَن أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنه عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُو بِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولُاللهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلا بِالْحَق وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ
Artinya : ” Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan". Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah itu? Beliau bersabda: "Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan haq, memakan riba, makan harta anak yatim, kabur dari medan peperangan dan menuduh seorang wanita mu'min yang suci berbuat zina ".



2
b.    Hadits perbandingannya pada shahih muslim no 129
حَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ ثَوْرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَبِي الْغَيْثِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ
Artinya : “ Telah menceritakan kepadaku Harun bin Sa'id al-Aili telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dia berkata, telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Tsaur bin Zaid dari Abu al-Ghaits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian menghindari tujuh dosa yang dapat menyebabkan kebinasaan." Dikatakan kepada beliau, "Apakah ketujuh dosa itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Dosa menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan haq, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan pertempuran, dan menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina."
3.    Hadist tentang beristighfar 100 kali sehari
a.    Lafal hadist tentang beristighfar 100 kali sehari
عَنْ أبِي بُرْدَةَ عَنْ رَجُلٍ مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ فَإِنِّي أَتُوبُ إِلَى اللهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ فِي كُلِّ يَومٍ مِائَةَ مَرَّةٍ أَوْ أَكْثَرَ مِن مِائَةِ مَرَّةٍ
Artinya : “Dari Abu Burdah dari seorang laki-laki Muhajirin ia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah dan beristighfarlah kepada Allah. Sesungguhnya aku bertaubat dan beristighfar kepada-Nya seratus kali setiap hari, atau lebih dari it."
4.    Hadits tentang Allah gembira terhadap hamba-Nya yang bertaubat
a.    Lafal hadits tentang Allah gembira terhadap hamba-Nya yang bertaubat
عَن أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنَّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حَيْثُ يَذْ كُرُوْنِي وَاللهِ لَلهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ يَجِدُ ضَالَّتْهُ بِالْفَلاَةِ وَمَنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَمَنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّذِرَاعًاتَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِذَا أَقْبَلَ إِلَيَّ يَمْشِي أَقْبَلْتُ إِلَيْهِ أُهَرْوِلُ
Artinya : “Dari abu hurairah dari rasulullah shallahu alaihi wasallam beliau bersabda : “allah taala berfirman : aku bersama persangkaan hambaku kepadaku, dan aku bersamanya ketika dia mengingatku. Demi allah, allah ta’ala sangat gembira menerima taubat sesorang kamu, melebihi kegembiraan seseorang yang menemukan kembali barangnya yang hilang di suatu tempat yang luas. Barang siapa mendekat kepadaku sejengkal, maka aku akan mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepadaku sehasta, maka aku akan
mendekat kepadanya sedepa. Apabila ia datang kepadaku dengan berjalan, maka aku akan datang kepadanya dengan berlari”
3
b.   Hadits perbandingannya pada sunan tirmidzi no 2310
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ بُرْقَانَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْأَصَمِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Waki' dari Ja'far bin Burqan dari Yazid bin Al Asham dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Allah berfirman: Aku berada pada prasangka hamba-Ku terhadapKu dan Aku bersamanya bila ia menyeruKu." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih.

5.  Hadits tentang taubat yang terlambat
a.   Lafal hadits tentang taubat yang terlambat
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَالَمْ يُغَرْغِرْ
Artinya : “Dari Abdullah bin Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla akan menerima taubat seorang hamba, selagi ia belum sakaratul maut."
b .  Hadits perbandingannya pada musnad ahmad no 5885
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ وَعِصَامُ بْنُ خَالِدٍ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ ثَوْبَانَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ مَكْحُولٍ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنِ ابْنِ عُمَرعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِر
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Ali bin Ayyas dan Isham bin Khalid keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Tsauban dari bapaknya, dari Makhul dari Jubair bin Nufair dari Ibnu Umar, dari Nabi Shallallahu'alaihi wasallam, beliau bersabda: " Allah Ta'ala masih menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai di tenggorokan."

6 .   Pengertian Dosa Besar dan Taubat
a.    Dosa Besar
Kata dosa besar terdiri dari dua kata yaitu: dosa dan besar. Dosa adalah perbuatan yang melanggar hukum tuhan atau agama. Sedangkan besar adalah lebih dari ukuran sedang (tinggi, luas, lebar, banyak, hebat, kuasa, mulia, dsb). Namun kata besar disini jika di hubungkan dengan kata dosa  maka dapat diartikan dosa yang mengenai perkara yang besar (berat). Jadi dosa besar adalah perbuatan yang melanggar hukum tuhan atau agama yang berkaitan dengan perkara yang besar (berat).
4
b.    Taubat
Kata taubat yang sudah menjadi kosakata dalam bahasa Indonesia berasal dari kata bahasa arab. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kata “taubat” memiliki dua pengertian. Pertama, taubat berarti sadar dan menyasali dosanya (perbuatan salah atau jahat) dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya. Kedua, kata taubat berarti kembali kepada agama (jalan) yang benar.  Maka, bertaubat dapat diartikan sebagai menyadari, menyesali, memperbaiki (perbuatan yang salah) dan kembali kepada jalan yang benar.
Dalam bahasa arab, kata Taubat menurut bahasa berasal dari kata (Tâba- Yatûbu-Taubatan) yang artinya kembaliSecara istilah taubat  berarti kembali kepada jalan yang benar dengan melepaskan segala ikatan penyimpangan yang pernah dilakukan, kemudian bertekad untuk melaksanakan semua hak-hak allah swt. Hakikat taubat yaitu menyesal terhadap apa yang telah terjadi, meninggalkan perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut dimasa yang akan datang.

7.    Penjelasan Hadist
    1.   Menyekutukan Allah, Durhaka terhadap kedua orang tua, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan dan saksi palsu.
a.       Adapun dosa yang paling besar adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu. Dosa tersebut yaitu menyamakan sesuatu dengan Allah.
b.      Durhaka kepada orang tua adalah dosa besar yang sangat dibenci Allah. Sehingga azabnya disegerakan Allah di dunia ini.
c.       Membunuh tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat maka Allah tidak mau menerima taubatnya. Sehingga apabila orang mukmin ada yang berkelahi keduanya masuk neraka baik yang membunuh ataupun yang terbunuh karena seharusnya orang mukmin menjaga persaudaraan sesamanya.
d.      Kesaksian palsu termasuk dosa besar. Allah akan memasukannya ke neraka, kecuali jika dia bertaubat dan menyesali perbuatannya serta tidak mengulanginya.




5
2.   Tujuh macam dosa besar
a.       Syirik (Menyekutukan Allah)
b.      Sihir : menciptakan suatu ilusi yang seolah olah nyata, tapi sebenarnya tidak nyata.
c.       Membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali karena haq
d.      Makan riba : riba yaitu utang piutang atau pinjam meminjam barang yang disertai dengan tambahan bunga.
e.       Makan harta anak yatim : orang yang memakan harta anak yatim dengan kejam, maka sesungguhnya di telah memasukkan api kedalam perutnya.
f.       Malarikan diri sewaktu jihad : orang ini akan mendapat kemurkaan dari Allah dan tempatnya adalah neraka jahannam.
g.      Menuduh zina wanita mukmin : orang yang melakukan penuduhan zina terhadap mukminat padahal mukminat itu tidak melakukan perzinaan maka akan mendapat kutukan di dunia maupun di akherat kelak, dan akan mendapat siksa pedih.

3.    Beristighfar 100 kali sehari
Sebagai manusia kita pasti melakukan kesalahan, maka dari itu hendaklah intropeksi diri. Minta ampun kepada Allah atas segala kesalahan dengan beristighfar minimal 100 kali sehari.

4.    Allah gembira terhadap hamba yang bertaubat
Taubat berakar dari akar taba yang berarti kembali.Orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari sesuatu menuju sesuatu. Kembali dari larangan Allah menuju perintah-Nya, kembali dari segala yang dibenci Allah menuju yang diridloi-Nya, dan kembali taat setelah menentang-Nya dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.

5.   Taubat yang terlambat
Tidak ada istilah terlambat untuk kembali kepada jalan kebenaran, kecuali kalau nyawa sudah di tenggorokan atau matahari sudah terbit dari barat, pintu taubat memang sudah tertutup. Maka bertaubatlah sebelum maut menjemput kita.

6
IV.       PENUTUP
1)      Dosa-dosa besar merupakan segala larangan yang berasal dari Allah maupun Rosul-Nya. Dosa besar diantaranya syirik, durhaka terhadap kedua orang tua, membunuh jiwa tanpa hak, saksi palsu, sihir, membunuh mukminat berzina, harta riba,lari dari medan perang, berzina dengan istri tetangganya dan lainnya.
2)      Kita harus selalu mengintropeksi diri kita dan selalu memohon ampun kepada Allah setiap harinya dengan beristighfar minimal 100 kali sehari.
3)      Taubat berakar dari akar taba yang berarti kembali. Orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari sesuatu menuju sesuatu. Kembali dari larangan Allah menuju perintah-Nya, kembali dari segala yang dibenci Allah menuju yang diridloi-Nya, dan kembali taat setelah menentang-Nya dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.

            Demikian makalah ini saya buat, saya sadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu saya mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahannya. Saya mohon saran dan kritik demi sebuah kesempurnaan. Mari kita ambil hikmah dari makalh ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
















7
DAFTAR PUSTAKA




















                                                                          8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar