MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MAKNA AGAMA DAN URGENSINYA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Untuk
Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen
Pembimbing : Siti Rohmah, M.HI
Disusun
Oleh
Kelompok
1
Kevin
Aditya (165150700111006)
Roisul
Setiawan (165150701111006)
Novia
Herdiandini (165150707111003)
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PRODI
TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
2016
Kata Pengantar
Dengan mengucap puji
syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan
ridho-Nya sehingga kita dapat menyusun makalah yang berjudul MAKNA AGAMA DAN URGENSINYA DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA dengan lancar yang dilaksanakan
di Universitas Brawijaya,
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis
mengucapkan terima kasih pada:
1. Allah
SWT
2. Orang
Tua dan seluruh anggota keluarga yang memberi dukungan dan do’a
3. Bpk.
Wayan Firdaus Mahmudy, S.Si, M.T, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer
4. Dian
Eka Ratnawati, S.Si, M.Kom selaku Ketua Prodi Teknologi Informasi
5. Siti
Rohmah, M.HI selaku Dosen pengajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam
6. Seluruh
Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Fakultas Ilmu Komputer
7. Dan
Teman-teman dari kelas Teknologi Informasi “A” yang saya cintai
Demikian yang bisa diutarakan penulis, semoga Makalah ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja, khususnya bagi Mahasiswa Universitas Brawijaya. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Makalah ini tersusun dengan
tujuan dan sasaran yang tepat agar bermanfaat.
Malang, 10 september 2016
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Agama adalah fitrah “ketentuan mutlak”
bagi Manusia tanpa manusia agama bukan berarti apa-apa, karena Agama memang
ditujukan bagi manusia. Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia.
Demikian pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak
sesungguhnya manusia, sangatlah membutuhkan agama. Dan sangatlah dibutuhkannya
agama oleh manusia, tidak saja di masa primitif dulu sewaktu ilmu pengetahuan
belum berkembang, tetapi juga di zaman modern sekarang sewaktu ilmu dan
teknologi telah sedemikian maju. Dimensi Agama yang telah dikonsepsikan manusia
adalah: adanya kepercayaan kepada Sang Pencipta, Adanya wahyu asli, dogma
teologi, yakin tentang adanya supranatural, adanya proses evolusi.
1.2
Rumusan Masalah
a. Kebutuhan
Manusia Terhadap Agama
b. Fungsi
Agama dalam kehidupan manusia
c. Pentingnya
Agama Dalam Kehidupan Manusia
1.3
Maksud dan Tujuan
a. Dapat
memahami mengapa manusia butuh terhadap agama
b. Dapat
memahami fungsi agama dalam kehidupan manusia
c. Dapat
memahami akan pentingnya agama dalam kehidupan manusia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Makna
Agama
2.1.1 Pengertian
Agama
Pengertian
agama menurut para ahli di bidang Psikologi :
1. Sigmund
Freud, Agama berasal dari ketidakmampuan. Menghadapi kekuatan dari alam di luar
diri dan kekuatan dari dalam diri. Manusia belum mampu menggunakan akal untuk
mengatasi kekuatan yang ada di luar dan di dalam diri. Agama dipandang sebagai
ilusi atau imaginasi anak – anak yang penuh fantasi dan mimpi.
2. Carl
Gustav Jung, Agama adalah ketundukan pada kekuatan yang lebih tinggi dari pada
kekuatan kita sendiri. Ketidak sadaran yang disebabkan oleh kekuatan di luar
diri yang disebut ketidak sadaran agamis. Agama dipandang sebagai fenomena yang
lahir dari ketidaksadaran.
Pengertian
agama menurut para ahli di bidang Sosiologi
1. Emile
Durkheim memandang agama sebagai kepercayaan dan pengalaman terhadap sesuatu
yang sakral yang menyatu dalam komunitas moral yang disebut gereja. Pendapat
ini tidak dapat mewakili pengertian agama secara keseluruhan karena esensi dari
agama tidak disentuh sama sekali.
2. Charles
Darwin meyakini agama pada dasrnya berevolusi sesuai dengan tingkat budaya yang
dicapai manusia
3. Taylor
menyatakan agama berkembang melalui fase dinamisme (kepercayaan kekuatan oleh
alam atau barang tertentu yang dipegan oleh dewa tertentu), fase politeisme
(kekuatan yang terorganisasi dan terstruktur yang dipegan oleh dewa tertentu)
dan fase monoteisme (perkembangan akal dan budaya yang semakin maju yang
terpadu pada kekuatan Tuhan Yang Maha Berkuasa).
4. Aguste
Comte melihat manusia tidak suka memikirkan apa yang tidak dapat dicoba tapi
membatasi dan mendasarkan pengetahuan pada apa yang dilihat, diukur, dan
dibuktikan.
Agama adalah risalah yang disampaikan
Tuhan kepada Utusan sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum sempurna untuk
dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata dan
mengatur hubungan dengan tanggung jawab kepada Tuhan, kepada masyarakat serta
alam sekitar.
Agama sebagai sumber sistem nilai,
petunjuk, pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah
hidupnya sehingga terbentuk motivasi, tujuan hidup dan perilaku manusia yang
lebih baik.
2.1.1 Pengertian Agama Islam
Islam adalah
sebuah agama yang diturunkan Alloh kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan
rosul paling akhir untuk menjadi petunjuk atau pedoman hidup bagi seluruh
manusia sampai akhir zaman. Secara harfiah, Islam memiliki arti damai, tunduk,
selamat dan bersih. Kata islam sendiri terbentuk dari tiga huruf, yaitu S
(sin), L (lam) dan M (mim) yang mempunyai makna dasar “Selamat” (Salama).
Dari segi bahasa agama Islam memiliki arti atau pengertian sebagai berikut:
1. Islam
dari kata ‘Salm‘ yang memiliki arti damai
“DAN
APABILA MEREKA MENDEKAT KEPADA PERDAMAIAN, MAKA DEKATLAH KEPADANYA DAN
BERTAWAKALLAH KEPADA ALLOH. SUNGGUH, IALAH YANG MAHA MENDENGAR LAGI MAHA TAHU.”
(QS. AL ANFAL : 61)
Arti ‘salm’ diatas mempunyai arti damai
atau perdamaian dan termasuk salah satu arti/makna dan ciri khas dari Islam,
yakni Islam termasuk agama yang selalu membawa umatnya kedalam perdamaian. Dalam
Islam diperbolehkan kaumnya untuk berperang apabila mereka diperangi terlebih
dulu oleh musuh-musuhnya. Hal ini sebagai bukti yang nyata bahwa di dalam Islam
sangat menjunjung tinggi perdamaian.
2. Islam
dari kata ‘Aslama’ yang berarti menyerah
Dalam hal ini menandakan bahwa umat
Islam termasuk seseorang yang ikhlas menyerahkan dan menggantungkan jiwa serta
raganya hanya kepada Allah SWT. maksud dari penyerahan jiwa dan raga ini
berarti melaksanakan terhadap apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya. Allah Berfirman :
“DAN SIAPAKAH YANG
LEBIH BAIK AGAMANYA DARI PADA ORANG YANG IKHLAS MENYERAHKAN DIRINYA KEPADA
ALLAH, SEDANGKAN DIAPUN MELAKUKAN KEBAIKAN, DAN IA MENGIKUTI AGAMA IBRAHIM YANG
LURUS? DAN ALLOH MENGAMBIL IBRAHIM MENJADI KESAYANGAN-NYA.” (QS. An Nisa’ :
125)
“KATAKANLAH:
SESUNGGUHNYA SHOLATKU, IBADAHKU, HIDUPKU DAN MATIKU HANYALAH UNTUK ALLOH, TUHAN
SEMESTA ALAM.”(QS. Al An’am : 162)
“MAKA APAKAH AKAN
MENCARI AGAMA LAI SELAIN AGAMA ALLOH, PADAHAL HANYA KEPADA-NYA LAH TEMPAT
BERSERAH YANG ADA DI LANGIT DAN DI BUMI, BAIK DALAM KEADAAN SUKA MAUPUN
TERPAKSA DAN HANYA KEPADA ALLOHLAH MEREKA KEMBALI.” (QS. Ali ‘Imran 3:83)
Maka dari itu hendaklah seorang muslim
menyerahkan diri kepada aturan agama Islam dan juga kehendak Allah SWT,
insya’allah dengan demikian hati akan menjadi tenteram, tenang dan damai.
3. Islam
dari kata ‘Saliim‘ (Bersih atau suci)
Allah Berfirman
:
“KECUALI ORANG-ORANG
YANG MENGHADAP ALLOH DENGAN HATI YANG BERSIH” (QS. Asy Syu’ara’ : 89)
“(INGATLAH) KETIKA IA
DATANG KEPADA TUHANNYA DENGAN HATI YANG SUCI” (QS. As Saffat: 84)
Ini berarti bahwa agama Islam
adalah agama yang bersih dan suci dan mampu menjadikan bersih dan suci terhadap
jiwa bagi pemeluknya, selain itu juga akan mengantarkan kepada kebahagiaan yang
hakiki, baik kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Pada hakikatnya Alloh mensyariatkkan
agama Islam untuk membersihkan dan mensucikan jiwa manusia. Allah berfirman :
“SESUNGGGUHNYA ALLOH
TIDAK MENGHENDAKI DARI ADANYA SYARIAT ISLAM, KARENA ITU HENDAK MENYULITKAN
KAMU, TAPI SUNGUH IA BERKEINGINAN UNTUK MEMBERSIHKKAN KAMU DAN MENYEMPURNAKAN
NI’MAT-NYA BAGIMU AGAR KAMU BERSYUKUR.” (QS. Al Ma’idah : 6)
4. Islam
dari kata ‘Salam‘ yang memiliki arti selamat dan sejahtera.
Allah Berfirman
:
“SEMOGA KESELAMATAN
DILIMPAHKAN KEPADAMU, AKU AKAN MEMINTA AMPUN BAGIMU KEPADA TUHANKU.
SESUNGGUHNYA IA SANGATLAH BAIK KEPADAKU.” (QS. Maryam : 47)
Hal ini memiliki makna bahwa agama
Islam selalu membawa umat manusia kepada keselamatan dan kesejahteraan.
Sedangkan pengertian Islam dalam istilahnya adalah kepatuhan seorang hamba
kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para Rasul dan Nabi, khususnya Muhammad
SAW sebagai pedoman atau landasan hidup dan juga sebagai hukum/aturan Allah
yang dapat membina seluruh manusia ke jalan yang lurus menuju kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
2.1.3 Macam-Macam Agama
1.
Agama Wahyu
Agama
wahyu adalah ajaran tuhan yang disampaikan kepada para utusannya. Agama wahyu
atau samawi adalah kebalikan agama budaya, agama wahyu itu tidak langsung
diturunkan kepada masyarakat, akan tetapi melalui utusan tuhan. Penunjukan
seorang manusia menjadi utusan oleh tuhan adalah gaib, karena penyampaian wahyu
oleh malaikat kepada utusan itu bersifat gaib.
Ciri
ciri Agama wahyu :
1. Secara
pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat melainkan
diturunkan kepada masyarakat.
2. Disampaikan
oleh manusia yang dipilih sebagai utusan. Utusan itu bukan menciptakan agama
melainkan menyampaikannya.
3. Memiliki
kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
4. Ajarannya
serba tetap walaupan tafsirannya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan
manusia.
5. Konsep
ketuhanannya adalah Monotheisme mutlak
6. Kebenarannya
adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa, dan keadaan
2.
Agama Budaya
Agama
Budaya adalah ajaran agama yang dihasilkan oleh pikiran atau persamaan manusia
secara kumulatif. Adapun ciri ciri agama budaya adalah :
1. Tumbuh
secara kumulatif dalam masyarakat penganutnya
2. Tidak
disampaikan oleh utusan Tuhan
3. Umumnya
tidak memiliki kitab suci, kalaupun ada, akan mengalami perubahan-perubahan
dalam perjalanan sejarahnya
4. Ajarannya
dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiran masyarakatnya
5. Konsep
ketuhanannya : dinamisme, animisme, politheisme dan lain lain
6. Kebenaran
ajarannya tidak universal yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa dan
keadaan.
Elemen
elemen dalam agama :
1. Komunitas.
Setiap tradisi memiliki suatu komunitas keagamaan (Gereja, ummah, sangha, dan
lain lain) yang memiliki beragam cabang yang membawa umat beriman kedalam suatu
konteks global.
2. Ritual
yang dapat dipahami dalam tiga aspek: Penyembahan yang terus-menurus, sakramen,
dan upacara upacara. Sakramen biasanya, berkaitan dengan perjalanan kehidupan
yang luar biasa, kelahiran, inisiasi, perkawinan, dan kematian. Upacara upacara
sering merayakan tangal kelahiran atau peristiwa peristiwa besar lainnya dari
kehidupan tokoh tokoh besar seperti Yesus, Musa, Muhammad, Krishna, dan Buddha.
Aktivitas penyembahan sngat beragam dari segi frekuensi, watak, dan signifikansinya,
namun seluruh agama memilikinya.
3. Etika.
Seluruh tradisi memiliki keinginan mengkonseptualisasikan dan membimbing ke
arah kehidupan yang baik, dan semua menyepakati persoalan persoalan dasar
seperti keharusan menghindari kebohongan, mencuri, pembunuhan, membawa aib
keluarga, dan mengingkari cinta. Tradisi tradisi monoteistik menyerukan agar
mencintai manusia dan Tuhan, serta tradisi tradisi Timur lebih cenderung
menyerukan concern etis kepada alam.
4. Keterlibatan
sosial dan politis. Komunitas komunitas keagamaan merasa perlu terlibat dalam
masyarakat yang lebih luas untuk mempengaruhi, mereformasi, atau beradaptasi
dengannya kecuali jika agama dan masyarakat saling terpisah seperti dalam agama
agama primal. Keterlibatan sosial dan politis tergantung pada konteks dan dan
pandangan pandangan dari tradisi terkait. Hal ini cenderung akrab dalam Islam,
secara sosial terjadi dalam tradisi tradisi hindu melalui sistem kasta, secara
tajam tertanam dalam banyak sejarah yahudi, dan dikalangan umat kristen dengan keragamannya
mulai dari penolakan terhadap masyarakat oleh kaum hermit (orang orang Kristen
awal yang menarik diri daari masyarakat dan hidup menyendiri, atau oleh
Tolstoy, sampai dengan keterlibatan gereja dan negara secara mendalam dalam
agama Kristen Bizantin.
5. Kitab
suci, termasuk mite atau sejarah suci dalam kitab suci atau tradisi oral yang
denganny masyarakat hidup, dengan mengesampingkan agama agama primal,
kebanyakan tradisi memiliki kitab kitab sebagai suatu canon (peraturan
peraturan). Injil Kristen, Al-Quran, Bibel Yahudi (yang merupakan perjanjian
lama kristen), Hindu Veda, dan Pali. Canon dikalangan Buddha Mahayana dihormati
oleh Sutra Mahayana, semua itu adalah contoh dari kitab suci.
6. Konsep
atau Doktrin. Tradisi kristen dengan gagasan ortodoksi doktrinal lebih
menekankan pada konsep dan teologi dibanding lainnya, namun seluruh tradisi
memiliki sejimlah konsep yang sangat penting bagi mereka. Seluruh agama
monoteitik menitikberatkan pada konsep Tuhan namun berbeda mengenai Tuhan itu
trinitas atau bukan.
2.2 Urgensi
Agama dalam Kehidupan Manusia
2.2.1 Urgensi
Agama Secara Universal
Einstein menyatakan
bahwa sifat sosial manusia merupakan salah satu faktor pendorong terwujudnya
agama. Harapan akan adanya sesuatu yang dapat memberi petunjuk dan pengarahan,
harapan pecinta dan dicintai, keinginan bersandar pada orang lain dan terlepas
dari putus asa semua itu terbentuk dalam diri sendiri dasar kejiwaan untuk
menerima keimanan Tuhan.
Wiliam James filosof Jerman meyakini hal
fisik dan material merupakan sumber tumbuhnya berbagai keinginan batin, namun
banyak pula keinginan yang tumbuh dari alam balik alam material ini.
Ilmu dan teknologi serta kemajuan
peradaban manusia melahirkan jiwa yang kering dan haus akan rohaniah.
Kekecewaan dan kegelishan batin selalu menyertai perkembangan kesejahteraan
manusia. Satu – satunya cara untuk memenuhi perasaan dan keinginan itu adalah
keyakinan agama.
Arti
penting suatu agama :
1. Agama
Sumber Moral
Tanpa moral kehidupan manusia kacau
balau, tidak peduli lagi baik atau buruk atau halal haram. Pentingnya agama
dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukanya moral oleh manusia, padahal
moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral karena agama mengajarkan
iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta adanya perintah dan larangan.
2. Agama
Petunjuk Kebenaran
Manusia adalah makhluk berakal.
Keinginan manusia untuk mengetaui segala sesuatu tentang kebenaran menjadi
tanda tanya besar. Kebenaran yang gagal dicari – cari oleh manusia sejak dulu
dengan ilmu filsafat ternyata jawabanya ada dalam agama. Agama adalah petunjuk
kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan
universal. Itulah agama Islam
3. Agama
Sumber Informasi Metafisika
Rahasia metafisika juga termasuk hal
yang ingin disingkap oleh manusia. Padahal masalah metafisika adalah masalah
gaib seperti hidup setelah mati, Tuhan, surga, neraka atau hal lain di balik
alam nyata ini.
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah
termasuk wilayah agama atau iman dan hanya Allah yang mengetahuinya. Dengan
agamalah dapat diketahui hal – hal yang berkaitan dengan alam arwah, alam
barzah, alam akhirat, sura dan neraka, Tuhan dan sifat-Nya, dan hal gaib
lainya.
4. Agama
Pembimbing Rohani Manusia
Manusia diberi coabaan Tuhan dengan
keburukan dan kebaikan. Dan hal itu dimaksudkan sebagai ujian manusia dalam
menghadapi cobaan tersebut yakni cobaan duka karena ditimpa sesuatu yang buruk
atau cobaan suka karena memperoleh sesuatu yang baik.
Bersyukur dikala suka
dan sabar dikala duka harus selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan begitu
orang beriman aka hidup selalu stabil, tidak ada goncangan, tentram, dan
bahagia. Keadaan hidup seluruhnya serba baik.
Inilah
empat persoalan yang ditangani oleh semua agama :
1. Semua
agama memikirkan tentang egoisme dan hilangnya arti kebaikan bersama dan
solidaritas bersama
2. Gagasan
tentang keadilan dan hak asasi manusia
3. Masalah
status bagaimana memperlakukan yang miskin dan yang lemah
4. Semua
agama percaya hidup tidak hanya mempertahankan kelangsungan hidup tetapi juga
harus berkembang
2.2.1
Urgensi Agama Menurut Islam
1. Islam
sebagai wahyu Ilahi
“DAN
TIADALAH YANG DIUCAPKANNYA ITU (AL QUR’AN) MENURUT KEMAUAN HAWA NAFSUNYA.
UCAPANNYA ITU TIDAK LAIN HANYALAH WAHYU YANG DI WAHYUKAN (KEPADANYA).” (QS. An
Najm : 3-4)
2. Sebagai
pedoman hidup
“AL
QUR’AN INI ADALAH PEDOMAN BAGI MANUSIA, PETUNJUK DAN RAHMAT BAGI KAUM YANG
MEYAKINI.” (QS. Al Jasiyah : 20)
3. Hukum
yang mengatur manusia
“DAN
HENDAKLAH KAMU MEMUTUSKAN PERKARA DI ANTARA MEREKA MENURUT APA YANG TELAH
DITURUNKAN OLEH ALLAH, DAN JANGANLAH KAMU MENURUTI HAWA NAFSU MEREKA. DAN
BERHATI-HATILAH KAMU TERHADAP MEREKA, SUPAYA MEREKA TIDAK MEMALINGKAN KAMU DARI
SEBAHAGIAN APA YANG TELAH DITURUNKAN ALLAH KEPADAMU. JIKA MEREKA BERPALING
(DARI HUKUM YANG TELAH DITURUNKAN ALLAH), MAKA KETAHUILAH BAHWA SESUNGGUHNYA
ALLAH MENGHENDAKI AKAN MENIMPAKAN MUSIBAH KEPADA MEREKA DISEBABKAN SEBAHAGIAN
DOSA-DOSA MEREKA. DAN SESUNGGUHNYA KEBANYAKAN MANUSIA ADALAH ORANG-ORANG YANG
FASIK. APAKAH HUKUM JAHILIYAH YANG MEREKA KEHENDAKI, DAN (HUKUM) SIAPAKAH YANG
LEBIH BAIK DARIPADA (HUKUM) ALLAH BAGI ORANG-ORANG YANG YAKIN?” (QS. Al Maidah
: 49-50
4. Membimbing
manusia ke jalan yang lurus
“DAN
BAHWA APA YANG KAMI PERINTAHKAN INI ADALAH JALAN-KU YANG LURUS, MAKA IKUTILAH
DIA DAN JANGANLAH KAMU MENGIKUTI JALAN-JALAN (YANG LAIN), KARENA JALAN-JALAN
ITU MENCERAI-BERAIKAN KAMU DARI JALAN-NYA. YANG DEMIKIAN ITU DIPERINTAHKAN
ALLAH KEPADAMU AGAR KAMU BERTAKWA.” (QS. Al An’am : 153)
5. Menuju
kebahagiaan di dunia dan akhirat
“BARANG
SIAPA YANG MENJALANKAN AMAL SALEH, BAIK LAKI-LAKI MAUPUN PEREMPUAN DALAM
KEADAAN BERIMAN, MAKA SESUNGGUHNYA AKAN KAMI BERIKAN KEPADANYA KEHIDUPAN YANG
BAIK DAN SESUNGGUHNYA AKAN KAMI BERI BALASAN KEPADA MEREKA DENGAN PAHALA YANG
LEBIH BAIK DARI APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN.” (QS. 16 : 97)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agama
adalah suatu kepercayaan yang mengajarkan dan mengatur peribadatan manusia kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa, hubungan manusia dengan manusia serta hubungan manusia
dengan alam sekitarnya. Setiap agama
memiliki cara yang berbeda dalam melakukan peribadatan. Namun semua agama
mengajarkan satu hal yang sama yaitu kebaikan.
Manusia
memiliki kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan manusia terbatas
karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia
selalu membutuhkan pegangan hidup dan keseimbangan manusia dilandasi
kepercayaan beragama. Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia karena
sebagai sumber moral, petunjuk kebenaran, sumber informasi tentang masalah
metafisika, memberikan bimbingan rohani di kala suka maupun dikala duka.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Bumi Aksaara: 1991
Connolly Peter, Aneka
Pendekatan Studi Agama, Yogyakarta, LKIS Yogyakarta: 2002
Daniel CM, The
Power of Religion, Yogyakarta, Penguin Books: 2001
Luth Thohir dkk, Buku
Daras Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya, Malang, Pusat Pembinaan
Agama Universitas Brawijaya: 2016
Muchtar Adeng Ghazali, Ilmu Studi Agama, Bandung: Pustaka Setia: 2005
Adlany dkk, Alqur’an
dan terjemahan indonesia, Jakarta, Sari Agung: 1995