Jumat, 29 Agustus 2014

Intreprentasi Cerpen Sulaiman Pergi Ke Tanjung Cina


(1). Struktur
No
Struktur Teks
Kalimat dalam teks
1.
Abstrak
Kemilau emas memancar saat Zhu membentangkan benang emas di sudut kain pelepai. Sinar perak jarum di tangannya menyulan satu kehidupan tajam yang menusuk. Udara Danau Menjukut berbau bunga kpi, bertiup perlahan memasuki rongga hati, dan menghempas dada Zhu pada barisan awan di langit menuju ke arah lauy, kearah pantai, ke arah Teluk Tanjung Cina. Di sanalah Sulaiman, lelaki yang telah menebas separuh umurnya, telah terkubur dan pergi.

“Sulaiman. Sulaiman. Itulah Zhu, dan aku bicara padamu!”

Bukit Barisan Selatan yang memanjang bergelombang seperti hidup, karang-karang yang menjorok runcing dan tegak menuju kearah perih laut Hindia, dri Krui hingga Pulau Betuah. Dan bunga-bunga kopi, dan pucuk-pucuk damar, dan awan awan biru-semua jelmaan tanah Tuhan ini, semata tercipta untuk kesetiaan cinta pada Sulaiman.

Kegembiraan separuh umur, dan kesedihan pada ujung hidupnya, menciptakan runcing jari-jari Zhu pandai menari. Menari dan bernyanyi di atas hamparan kain sulaman. Menyerut seluruh jiwa sedih, yang gembira, yang mabuk, dan putus asa. Lautan asmara,nyanyian cinta, kerinduan perih, dan pujian kepada tanah tempat lelakinya terkubur. Ia menyeru diatas sehelai kain pelepai, menggambar pola-pola yang rumit, dan membayangkan seluruh dirinya masuk. Menjadi naga yang menggerakkan seluruh gelombang tanah, bukit, gunung-gunung, menjadi liukan benang-benang emas dan rajutan benang-benang perak yang berkelit dan berkelindahan dalam gulungan warna aroma ombak, hijau daun, putih awan.

Ada merah api cinta yang semerbak di sana, ada kuning sejarah yang membentang di atas helai pelepai setelah dicipta berhari-hari. Begitu indah, dan selalu; delapan belas hari kemudian ia akan berjalan dari Danau Menjukut ke arah nukit. Mencari angin yang bisa menyampaikan gema suaranya ke arah laut. Mencari temapat di mana ia bebas memandang pada titik pantai Tanjung Cina, yang diapit Selat Sunda serta Samudera Hindia. Di atas batu ia selalu akan meniru gerak laut, mengibarkan kain tapis dan berteriak gembira.
“Sulaiman. Sulaiman. Itulah kain tapismu yang ke 340! Akulah Zhu, istrimu. Perempuan yang telah menciptakan tarian sulaman benang dari separuh jiwaku. Dan kini aku bicara padamu! Sulaiman. Sulaiman. Itulah Zhu, dan aku bicara padamu!”

2.
Orientasi
Setiap puncak Krakatau menyembul saat gelobang laut surut di pagi hari. Maka akan terliat ibuan waet terbang berputar putar mencari keangatan perpaduan kepudan dan matahari yang keangatan udaranya mungkin tidak akan pernah ditemukan dibenua manapun.lalu menjelang sepenggalah hari, gerombolan hitam ribuan burung laut yang gesit itu akan bergerak cepat memintas selat menuju teluk lampu dan teluksemangka. Disanalah suga dari segala keriangan makhluk hitam itu tersedia, dari pagi hingga petang. Dari rantai makanan hingga kenyamanan angin, udara, dan matahari, yang mencipta gairah untuk syarat berkembangbiak ratusan bahkan mungkin ribuan tahun tesedia secarra alamiah sepanjang hari. Seiring waktu bergeser, hingga senja mulai membayang, mereka kemudian akan bergelombol berlesatan menuju pulau tabuan, menuju gelap sempurna. Lantas gerombolan hitam itu akan memecah diri menjadi keompok –kelompok kecil, dan bergerak bercericit menuju ke berbagai arah mata angin: kota agung,kalianda dan Bandar lampung. Dikota kota beraoma pantai itulah mereka menemukan sarang.istana tempat terlelap dimalam hari, yakni rumah rumah gelap, lembab dan nyaman,berupa gedung gedung tinggi menjulang berbentuk kotak beton tak berjendela.
          Hamparan ratusan kotak beton diseantero kota – kota itu, adalahjebakan cerdik yang dibikin oleh manusia untuk memindahkan mereka dari keidupan lepas pantai – pantai bekarang sepanjang bukit barisan pantai selatan. Sesungguhnyalah wallet adalah makhluk yang mencintai kenyamanan, kemudahan dan jalan pintas yang prakis.mereka tantu tidak diciptakan tuhan untuk berfikir tentang kebebasan. Maka bermigrasilah,setiap hari ratusan hingga ribuan walet memadati jebakan jebakan nyaman yang dibuat diburu. Diburu sarangnya ,yang elak diperjualbelikan sebagai bang ajaib dengan harga teramat tinggi
          Migrasi walet yang membawa harta karun dari sarangnya yang tak tenilai, adalah juga berarti migrasi manusia (para pemburu walet) yang bergelombang dating dari berbagai pulau seberang. Maka begitulah sejarah kota kemudian  terbentuk, menjadi Bandar yang ramai, menjadi tempat singgah para pelancong yang akhirnya menetap kawin dan beranak pinak. Maka begitulah sejarah kedatangan zhu yang tiba pertamakali ke bandarr lampung dengan membawa pesona kecerdasan dan keuletan serta aroma kecantikan perempuan matang di usia remaja seorang anak saudaga besar dengan bakat cemerlang.
          Zhu mengawali sejarah dengan melakukan peerjalanan jauh dari pulaunya, kalimatan timur. Meninggalkan leluhur menuju satu titik kota berteluk hangat di selat sunda. Para pedagang antar pulau telah mengabarkan sebuah rahasia besar dihadapan ayahnya Zhu Miau Jung, “ Ada ratusaan ribu walet memadati puncak gunung tengah laut di selat sunda. Ada teluk diunjung   timur pulau sumatera yang memanjang dengan tebing tebing karang menuju deretan bukit barisan. Ada kota kota bearoma pantai. Ada beberapa orang behasil membuat jebakan rumah bagi ribuan wallet yang malang!”
          Begitulah zhu mulai sejarah dengan membuat jebakan dari seperti tanah yang ia beli dan membangunya menjadi istana wallet dengan keahlian ang tidak diragukan lagi. Dialah peremuan dengan aroma laut yang berpadu keindahan teratai. Dialah yang sejak lahir dididik sebagai pemburu wallet ulung yang kelak berhak menyandang keahlian serta nama besar zhu pembuu wallet palingterkenal lantaran ketajaman instingnya.
          Konon zhu telah melahirkan legenda bahwa hanya dialah yang bisa mengerti bahasa burung nyaris seluruh pedagang besar di nusantara timur percaya. Maka ketika berita keajaiban tentang selat sunda tiba, ia tertantang untuk mendoong putrid satu satunya pergi. “bukan lantaran usiaku telah mulai tua bukan itu. Petuaangan untuk sebua penaklukan tak pernahmengenal umur tapi kau harus segera mendapatkan pilihan hidupmu. Pergilah zhu kau sudah pantas dan matang untuk memulai. Buru dan tangkap waletdan letakan dalam jumlahribuan didadamu untuk melanjutkaan nama besar ayahmu nama baik leluhumu
          Ada deraian hujan pada matanya sempit membuat setiap orang yang didampinginya tunduk dengan senang hati. Keramahan pada rambutnya panjang berkibar kesopanan pada kulit puyih seterang bulan, dan lesung pipi yang berkali membikin lelaki mabuklantaran rindu. Zhu Ni Xia menjaditerkenal sentereo mata angin
          Dari Liwa hingga kota bumi bahkan orang orang Menggala seringkali singga untuk menukar pisang dang eta dammar, dengan beras dan gula.dari waktu menjadi Bandar, meluaskan niaga dengan membangun puluhangudang : tempat menukar dammar menjadi gulaatau ratusan karung kopiditukar dengan kain gemercing mata uang. Kapal barang barang yang snggah selalu menjabat tangan zhu dengan hormat dan menyampaikan salam kebesaran atas nama marga’ zhu”selamat sejatera pada bisnis Nona Zhu yang semakin maju

3
Komplikasi
Akulah lelaki yang menantang angin di malam ketika serentetan tembakan menggema sepanjang malam. Nyala api membumbung, membakar lumbung, membakar atap dan dinding-dinding puluhan rumah. Demi Tuhan, kesedihan turun lewat langkah-langkah bergegas, dan teriakan kematian menggema pada ladang-ladang kopi. Sayup di Balai Kampung sekumpulan lelaki memainkan gamelan bambu cetik, dengan nada putus-asa, seolah dengan pukulan-pukulan itu mereka menyatakan bahwa mereka adalah sekelompok petani pribumi yang punya hak sama, dan tak sudi untuk pergi.

Sejak sore hari, menjelang maghrib, tanda-tanda itu sudah dimulai. Made Sukari berlari menuruni bukit, sambil terus menunjuk ke arah lembah, “Celaka. Mereka betul-betul tengah bergerak! Mereka hendak menyerbu!”

Dua ekor gajah telah mati, seminggu sebelum kegawatan semakin memuncak, dan Made Sukari berlari memberi tanda menuruni bukit. Wajah-wajah pucat dan gemetar menjalar, melewati ladang, kebun, dan rumah-rumah yang langsung siaga.
“Siapa lagi yang telah membunuh gajah-gajah itu? Demi Tuhan, ini pertanda celaka!”
Dua gajah telah mati. Sebelumnya, empat ekor gajah ditemukan tanpa nyawa dengan leher terbelah dan gading lenyap meninggalkan dua bolongan kasar di kepala. Tak ada petani di Kualakambas yang tega membunuh makhluk raksasa bermata lembut, Puluhan, bahkan ratusan kali mereka menghalau gajah-gajah yang tersesat di ladang, hanya dengan teriakan serta sapaan, “Pergilah manis, hus, hus, pergilah dari ladang kami.” Antara gajah dan petani telah memiliki tautan hati yang sama. Tak perlu ada parang menempel, apalagi sampai membelah leher.

Mereka akan pergi dengan langkah lamban, dan anak-anak seringkali menyanyikan nyanyian gembira sebagai pengiring, “Pergilah wahai barisan gendut, menuju hutan, bersama angin, menyongsong hujan....”

Tapi gajah-gajah itu telah terlanjur mati, dibunuh dengan keji. Dan gajah yang mati akan menuntut balas dari negara. Sudah terlalu lama kampung ini berurusan dengan negara. Bahkan 18 tahun silam, ayahku terbunuh bersama 200 petani kopi yang dianggap membangkang, memberontak, hanya lantaran ia kukuh berkata: “Sudah berpuluh tahun kami berdiam di sini, sebelum kawasan hutan negara ditetapkan. Kami tidak tinggal di hutan, tidak merusak hutan, dan tidak punya niat menjarah hutan. Kami adalah petani! Kami adalah pribumi, meski leluhur kami berasal dari berbagai pulau dan berbagai suku! Kami adalah....”

Akulah lelaki yang menantang angin di malam ketika serentetan tembakan menggema sepanjang malam. Akulah yang seringkali berkata kepada mereka, bahwa kematian gajah-gajah hanyalah alasan agar kami semua dianggap bersalah, dan berhak untuk dipaksa pergi. “Pergilah kalian, bakar kebun kopi dan ladang, untuk dikembalikan menjadi hutan!” begitulah yang seringkali kudengar dari mulut ibuku saat menceritakan bagaiana ayahku mati. Maka tak perlu lagi bertanya tentang siapa pembunuh gajah, kenapa gajah harus dibunuh. Demi Tuhan, ketika Made Sukari berlari menuruni bukit, dan para lelaki berkumpul di Balai Kampung lalu memainkan gamelan bambu cetik dengan putus asa, ku sudah berkata: “Larilah ke utan. Carilah jalan.”

Tapi mereka bergening. Lalu suara tembakan, lalu asap pertama mengepul, lalu suara-suara jeritan, teriakan dan entah-barangkali kematian. Gelap aku menerabas pepohonan, menyeret tangan Nyiwar-ibuku. Berkelebat di pekat hutan, terus berlari, menerabas berhari-hari. Entah berapa waktu telah hilang digerus perih dan lapar, dan kesakitan. Hingga tiba di kampung yang entah, sebuah jalan raya, dan truk pengangkut karet membawaku ke depan pintu gerbang ini.
“Tolong bukakan gerbang. Katakan pada Nona Zhu, saya Sulaiman. Saya tidak sedang membawa barang. Saya harus ketemu Nona Zhu.”


4.
Evaluasi
          Sulaiman dan berpuluh lelaki yang ia kenal baik, biasanya dating membawa karung-karung biji kopi berkualitas baik . tapi kali ini Zu melihatsesosok lelaki berantakan penuh goresan luka serta menggenggam erat tangan perempuan tua. Lelaki itu menggembol bungkusan kain yang jelas pastilah bukan biji kopi dan memandang kepadanya dengan tatapan gawat.Zhu melangkah mundur dengan reflex
          Zhu menghiup nafas dalam dalam. “setiap petugas yang dating memeriksa gudangku, selalu mengatakan bahwa aku tak pernahmenerima biji kopi dari perkampungan yang masuk kawasan hutan Negara. Tapi kau tau Sulaiman bertahun tahun aku tetap meneima kopi dari kalian. Selalu dalam pikiranku bahwa ada sesuatu yang salahdi negri ini. Nah,  sampaidua hari lalu aku mendapat penekanan yang lebih keras bahan ancaman jika ada karung kopi yang dicurigai berasal dari kawasan hutan Negara gudangku akan dibakar. Nah, bisa apa kau sulaiman? Sekarang engkau makanlah bersama ibumu . setelah itu pergilah demi tuhan sulaiman aku tidak bisa berbuat apa apa. Bisa apa aku dalam kondisi seperti iniaku tidak bisa menawarkan kalian untuk tinggal”
          Saya dating esini lantaran bertahun – tahun Nona melindungi kami  dengan cara tetap membeli kopi dari kebun kamimeskipun teramat besar resiko buat Nona. Tentu saya tidak akan lagi merepotkan”
          Lalu kini dihadapanya serang lelaki muda dan seorag perempuan itu menjadi pelarian dan dating di depan gerbang pintu rumahnya. Ia melihat kedua oang itu dari jauh, dai seberang meja makan, dan air mata zhu menitih dalam diam. Demi Tuhan bukan dua sosok tulah di meja makan itulah yang ia  lihat, tapi bayangan sebelas tahun silam serta keagungan ayahnya yang mampu berdiri  tegak diantara para pelarian,meskipun penuh resiko.

          “Terimakasih,Nona! Hanya 18 kain tapis itulah barang yang bisa kami bawa. Terserah nona mau dinilai berapa. Kami membutuhkan uang untuk pergi kejawa. 18 kain tapi ini disulam ibu saya dengan sepenuh hati betahun-tahun” begtulah Sulaiman berkata.

           Lalu Zhu melihat kepergian dua orang itu. Terpaksa hanya melihat dengan hati perih.


4.
Resolusi
Siapa nyana, bahwa delapan belas helai kain tipis buatan tangan Nyiwar, telah membuat batin Zhu tercabik parah dan gila, begitu teramat menderita. Ia tak pernah membayangkan, bahwa sehelai kain akan menyimpan getaran dasyat yang langsung menusuk pada jiwanya yang paling dalam. Pola-pola dari silangan benang emas dan benang perak, liukan-liukan garis yang menyerupai api, cinta, dendam serta gambar-gambar dekoratifdalam olahan lambang daun, tanah, laut dan langit, telah menuntunnya untuk mengaca pada dirinya,serta hatinya. Alangkah dalam sentuhan jiwa yang paling perih, alangkah gila cinta yang tertahan rindu dan kehilangna, alangkah ganas dendam yang terekam dalam keputusasaan, alangkah indah jiwa-jiwa yang halus! Sungguh Zhu merasa telanjang dan malu.
Dengan segera ia menyebar orang-orang untuk mencari jejak Sulaiman.
Hingga harapan pagi harinya berubah semakin tipis. Dan pada siang hari seorang pemcari mengetuk ruangan Zhu sambil berkata,
“Mereka sudah di depan, Nona”
Alangkah aneh, saat Zhu langsung menghambur dan memeluk Nyiwar, “Tidah sepatutnya aku meminta kalian pergi. Aku meminta maaf. Tinggallah disini”
“Terima kasih Nona, tapi kenapa?” Sulaiman menyela.
Ia merasa heran .
“Aku malu dengan kebesaran Ayah, kemuliaan leluhur, yang menitipkan namanya padaku. Kami pernah mengalami hal serupa denganmu, Sulaiman. Dan kini aku siap dengan segala resiko. Sekali lagi, aku mohon, maafka keputusanku yang terburu-buru kemarin. Tinggallah disini. “Betapa Zhu ingin terus memeluk Nyiwar, melihat kedalaman matanya, merasa kerut tangannya, dan melihat ada apakah        di balik tubuh ringkihyang sesungguhnya teramat perkasa ini? Darimana datangnya kehalusan jiwasehingga tangan keriput ini bisa mengalirkan keindahan, kobaran cinta, kerinduan sedih, serta dendam putus asa, lewat tarian Sulaiman kain tipis yang begitu menggetarkan? Ia ingin bertanya. Ia ingin menyelam. Ia ingin merengkuhkan seluruh tubuhnya, dan dengan hormat memanggil “Ibu”.
Kadang tentang masa kecil Sulaiman. Tentang penembakan. Tentang air mata yang mengalir saat menanam benih kopi. Tentang gelak tawa. Tentang air hujan. Tentang pembakaran rumah. Tentang apa saja.
Nyiwar kadang terkekeh saat menceritakan Sulaiman.
“Ia seperti ayahnya, dengan naluri besar melindungi dan membela para petani. Menyelundupkan biji-biji kopi agar tetap bisa dijual, sebagai upaya agar para petani bisa bertahan di tengah berbagai ancaman. Ia seprti ayahnya, tak bisa melihat orang lain menderita. Kau tahu Nona ia melihat dengan kepala sendiri saat  ayhnya di tembak mati “
Setiap kali Zhu memandang dari kejauhan kamar tempat lelaki itu membuka jendela. Ia tiba-tiba saja merasakan bagaimana angin yang bertiup dari kamar Sulaiman adalah tiupan harum seribu bunga. Ia jatuh cinta. Ia terus menggalang kontak dengan para petani, mencatat data mencari bukti-bukti. Akhinya Sualiman muncul, rona wajah Zhu menjadi purnama.

5.
Koda
Zhu Nixia,perempuan matang yang kini telah memil takdirnya.pada malam ketika kapal barang singgah dibandar ia menitipkan pesan untuk ayahnya.”aku telah menemukan lelaki, Ayah dan aku jatuh cinta kepadanya datanglah segera untuk menjadi wali bagi putrimu tercinta.” Ada purnama adsa cahaya tapi adalautan ang mengirimkan badai” sampaikan pada Sulaiman, aku bersedia menjadi istrinya” begituia meminta kepada Nyiwar, dan begituah Nyiwar mengatakan pada Sulaiman. Lalu bulan berganti.
          Ketika madu tumpah dilautan ketika ia resmi memanggil ibu kepada Nyiwar perempuan lembut sekokoh karang dan ia resmi memanggil abang kepada suami. Angin ibukota tiba-tiba mengirimkan badai ebih besar pada parasnya yang jelitaa.
          Dari Teluk Jakarta sebuah kapal perang berpenumpang ratusan prajurit merapat dibandar, mengendap disubuh hari. Mengepung kota, menyisir gunung. Berita pemberontakan petani kopi kembali peca menjadi prahara. Segerombolan lelaki garang mendobrak gerbang pintu rumah pengantin jelita, membakar gudang dan memporak porandakan segala.
          Teriakan kata penghianat dan penadah, mengawali letusan tembakan dipagi buta. Sulaiman digelandang paksa meninggalkan ceceran darah, dan tatapan penuh cinta

(2). a.) dan b.)
No
Tokoh
Karakteristik
1.
Sulaiman
Berani, Pantang menyerah, rela berkorban, gigih
2.
Zhu
Cerdas, ulet, penolong, rendah hati
3.
Nyiwar
Baik, sabar, lemah lembut
4.
Made Sukari
Baik, berani

c). Latar alat : kain tapis,gamelan gambuh, kapal perang
     Latar suasana : tegang, haru, sedih
     Latar tempat : bandar Lampung, kuala kambas, ladang hutan, kebun pelabuhan, pantai, balai kampung, rumah Zhu
    Latar waktu :pagi, petang, malam hari, Subuh

d). PLAUSIBILITAS
Iya logis,karena dari cerita terrsebut ayanya memang mati karenademi membela hutan negaa yang telah menjadi tempat tinggalnya dan Sulaiman pun menjalankan hubungan dengan Zhu yang pada akhirnya Sulaiman mati Karena tertembak oleh tawanan lelaki garang.

SUPENSE
Iya karena dari alur yang campuranitu mendorong untuk maju mengetahui awal mula cerita dan akhir cerita yang disebabkan dengan pengaruh / kelanjutkan yang diberikan oleh penulis yaitu sebab apa ayah sulaiman mati, awal mula sulaiman dan zhu menjalin hubungan dan akhir ceritanya yang mati dibunuh oleh lelaki garang

SURPRISE
Tidak terduga jika sulaiman mati dibunuh oleh gerombolan lelaki disaat ia telah memiliki kehidupan baru bersam zhu

UNITY
Ada karena terdapan semua unsure yaitu instrinsik dan ekstrinsik yang berpadu menjadi 1 dalam cerita tersebut 

Contoh Soal dan Jawaban Teks Negosiasi Kesalah Pahaman


1)    Teks yang berjudul “Kesalahpahaman” berikut ini adalah teks negosiasi. Bacalah teks ini berulang – ulang, kemudian jelaskan apa yang terjadi!
Jawab :
Resepsionis dan manager hotel telah salah orang dalam menrik tagihan karena ada dua orang yang bernama David

2)    Pada teks ke berapakah David diizinkan untuk bertemu manager hotel? Mengapa semula David tidak diizinkan bertemu manager itu?
Jawab :
Pada tuturan ke-9. Karena resepsionis mempunayi bukti berupa tanda tangan David

3)    Jika kalian menjadi David, apakah kalian akan marah? Apa yang akan kalian lakukan?
Jawab :
Ya, pasti akan melakukan hal yang sama dengan David

4)    Perhatikan dengan teliti pasangan tuturan berikut ini, kemudian tentukan apakah pasangan itu:
a)     Menyuruh – memenuhi suruhan
b)    Meminta – menolak permintaan
c)     Memberi informasi – menerima informasi
d)    Mengancam – menolak ancaman
e)     Mengancam – menerima ancaman
David          : ... saya berbicara dengan manager.
Resepsionis : Maaf, Bapak. Manager sedang sibuk.
Jawab :
b) meminta – menolak permintaan 

5)    Susunlah kembali teks tersebut dengan menceritakanya kembali dalam bentuk monolog. Mulailah cerita kalian dengan pembukaan dan akhirilah dengan penutup sebagaimana contoh di bawah ini.
Jawab :

Kesalahpahaman

Pada suatu malam, David dan istrinya menginap di sebuah hotel. Karena restoran di hote tersebut sedah penuh, mereka tidak makan malam di restoran itu. Merekapun makan di restoran seberang hotel. Tetapi David dan istrinya mendapat tagihan dari pihak restoran karena telah makan di restoran tempat mereka menginap malam itu. Karena David dan istrinya tidak merasa makan di restoran itu, maka David menelpon resepsionis hotel dan ingin bertemu dengan manager hotel untuk membicarakan keluhanya itu. Tetapi resepsionis menolak permintaan David dengan alasan, manager hotel sedang sibuk dan tidak bisa diganggu. Namun David tetap bersikeras ingin bertemu manager hotel. Tidak lama setelah itu resepsionis mengabulkan permintaan David. Saat bertemu dengan manager hotel, David dan istrinya mengungkapkan keluhan mereka jika David dan istrinya tidak makan di restoran itu tapi mereka mendapat tagihan dari pihak restoran. Kemudian manager mengecek dan menemukan bukti  yang menunjukan jika malam itu David dan istrinya makan malam di restoran itu. Karena David masih tidak terima dengan alasan itu, lalu manager mengecek kambali dengan teliti. Ternyata manager salah orang, karena pada malam itu ada dua orang yang bernama David. Akhirnya manager hotel itu meminta maaf kepada David. Tentu saja, David dan istrinya memaafkanya.

contoh soal dan jawaban teks dialog yang menggambarkan negosiasi

1)    Buatlah teks dialog yang menggambarkan negosiasi antara seorang pengusaha kain dan pihak bank perbankan. Untuk mengembangkan usahanya pengusaha mengajukan kredit kepada bank sebesar Rp 200.000.000,-. Ia menemui kepala kredit untuk bernegosiasi. Tetapi pengajuan kreditnya hanya disetujui Rp 50.000.000,-
Jawab :

Negosiasi antara Pengusaha dan Pihak Bank
Pengusaha : Selamat pagi, Pak.
Pihak bank : Selamat pagi, mai silahkan duduk
Pengusaha : Iya, terima kasih.
Pihak bank : Ada yang bisa saya bantu?
Pengusaha :Saya mau mengembangkan usaha saya. Oleh karena itu saya ingin mengajukan  kredit sekitar Rp 200.000.000,-
Pihak bank :Usaha apa yang sedang Bapak jalankan?
Pengusaha :Ekspor kain tenun tradisional
Pihak bank :Rp 200.000.000,- terlalu banyak pak. Bagaimana kalau Rp 100.000.000,- saja?
Pengusaha :waduh pak kalau Rp 100.000.000,- tidak cukup
Pihak bank :Bagaimana kalau Rp 150.000.000,- saja?
Pengusaha :saya setuju pak
Pihak bank : Baiklah setelah ini saya akan mengirim ke rekening bapak
Pengusaha : Ini no rekening saya
Pihak bank : saya akan segera mengirim ke rekening bapak
Pengusaha : Terima kasih atas kerja samanya
Pihak bank : sama – sama (bersalaman)



3)    Susunlah kembali teks tersebut dengan menceritakanya kembali dalam bentuk prosa monolog bukan dialog.
Jawab :

Negosiasi antara Pengusaha dan Pihak Bank

          Pada suatu hari, ada seorang pengusaha sarung tenun tradisional pergi ke bank untuk meminjam uang. Yang nantinya uang tersebut akan digunakan untuk mambangun usahnya. Setelah dia bertemu dengan pihak bank, dia mengungkapkan keinginanya untuk membangun usaha dan meminjam uang sebesar Rp 200.000.000,-. Tetapi pihak bank menolak keinginan pengusaha dan terjadilah proses negosiasi. Tidak berapa lama setelah itu, mereka sepakat dengan meminjamkan uang kepada pengusaha sebesar Rp 150.000.000,-. Setelah itu pihak bank mengirimkan uang ke rekening pengusaha. Dan pengusaha mengucapkan terima kasih kepada pihak bank. Dan pihak bank juga membalas ucapanya dan tidak lupa mengulurkan tangan untuk bersalaman sebagai tanda mereka telah sepakat akan hal itu.

Contoh Soal dan Jawaban Teks Negosiasi Berbentuk Dialog

1)    Buatlah teks negosiasi dalm bentuk dialog yangberisi pemecahan konflik yang terjadi antara pedagang di pasar kota dan pengelola pasar tersebut. Pedagang diwakili oleh ketua peguyuban pedagang yang ada di luar pasar tersebut, sedangkan pengelola pasar diwakili oleh pemimpin pasar sendiri.
Jawab :

Pemimpin Pasar   : Permisi, Bu
Ketua Peguyuban : Iya Pak, ada apa?
Pemimpin Pasar   : Maaf Bu, Sebaiknya Ibu jangan berdagang di sini, kasihan pengendara yang lewat di sini disamping itu jalan ini juga terlalu sempit
Ketua Peguyuban : Wah Pak, kenapa begitu? Saya sudah beberapa minggu di sini.
Pemimpin Pasar   : Bukanya begitu, kita di sini berusaha untuk menjaga keamanan dan keselamatan para penjual dan pembeli. Saya tidak melarang Ibu berjualan di sini, tapi Ibu bisa pindah ke tempat lain
Ketua Peguyuban : Tapi kalau saya pindah pelanggan saya bagaimana?
Pemimpin Pasar   : pasti ketemu, Ibu tolong kemasi barang – barang ibu, sekarang saya sudah siapkan tempat untuk ibu berjualan
Ketua Peguyuban : oke lah pak
Pemimpin Pasar   : terima kasih bu
Ketua Peguyuban : sama - sama

2)    Buatlah teks dialog mengenai ketua OSIS yang mengajukan usulan kepada kepala sekolah untuk mendirikan koperasi seolah oleh siswa sendiri. Kedua belah pihak bertemu dan melakukan negosiasi
Jawab :

Ketua OSIS : Selamat pagi, Pak
Kepsek        : Selamat pagi, ada apa ya?
Ketua OSIS : saya ingin mengusulkan program untuk sekolah
Kepsek        : program apa ya?
Ketua OSIS : program untuk mendirikan koperasi yang dikelola oleh siswa sendiri. Karena dengan begitulah siswa dilatih survive dan berjiwa leadrship
Kepsek        : tapi saya tidak yakin dengan hal ini
Ketua OSIS :percayalah pak, kami bisa menjalankanya
Kepsek        :baiklah, bapak akan mengadakan rapat terlebih dahulu
Ketua OSIS : tarima kasih pak

Kepsek        : sama - sama

PUNTUNG ROKOK



1.      Bacalah teks anekdot yang berjudul “Puntung Rokok” berikut ini. Sambil membaca identifikasilah siapa Azam itu dan dan apa yang dilakukanya di Singapura
      
      Jawab :
Azam adalah seorang laki – laki yang sedang berlibur ke Singapura. Pada saat itu dia sedang merokok di taman kota. Karena rokoknya hampir habis dia sengaja membuang putung rokok itu tidak pada tempatnya

2.      Apakah teks anekdot di atas menyindir orang yang tidak tertib dalam membuang sampah?

Jawab :
Iya, teks anekdot di atas menyindir orang yang tidak tertib dalam membuang sampah sembarangan

3.      Betulkah Azam mengelabui petugas? Tahukah petugas akan hal itu? Jelaskan!

Jawab :
Iya, Azam mengelabuhi petugas dengan mengambil kembali dan menghisap putung rokok yang sudah ia buang. Petugas yang tidak tau akan hal itu dan hanya yerbelalak keheranan dan langsung pergi meninggalkan Azam

4.      Reaksi apa yang ditunjukan oleh petugas?

Jawab :
Setelah Azam membuang putung rokok, Si petugas menegur Azam dengan suara yang sangat tegas

5.      Seandainya kalian menjadi peugas seperti itu, apa yang kalian lakukan terhadap perbuatan Azam tersebut?

Jawab :
Kami akan menegur dan memberikan sanksi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku entah Azam engaja ataupun tidak

6.      Seandainya kalian menjadi Azam, apakah yang kalian lakukan pada saat petugas menegur kalian?

Jawab :
Yang kami lakukan saat petugas menegur adalah kami segera meminta maaf dan membuang di tempat yang telah disediakan







7.      Kalimat – kalimat yang menggambarkan cerita puntung rokok berikut ini tersusun secara acak. Urutkanlah kalimat – kalimat tersebut untuk membentuk cerita. Kalian tinggal membubuhkan nomor pada setiap kalimat. Nomor (1) telah dikerjakan untuk kalian sebagai contoh.

Jawab :
4 : Dengan santai Azam merokok dan membuang puntung rokoknya begitu saja di sampingnya.
6 : Dengan spontan Azam mengambil puntung rokoknya kembali, lalu dihisapnya lagi sambil mengucapkan kata “maaf” bahwa rokoknya terjatuh.
3 : Orang tidak boleh membuang sampah sembarangan.
5 : Perbuatan Azam diketahui oleh petugas, lalu ia ditegur dengan suara keras.
1 : Azam pergi ke Singapura untuk berlibur.
7 : Petugas terbelalak, tetapi tidak dapat berbuat apa – apa dan pergi meninggalkan Azam.
2 : Di negara itu diberlakukan peraturan kebersihan secara ketat

8.      Tulis ulanglah anekdot “Puntung Rokok” tersebut dalam bentuk uraian monolog. Caranya, ubahlah semua kalimat tidak langsung pada dialog menjadi kalimat – kalimat langsung.  Dalam menulis ualng, gunakanlah kalimat – kalimat sendiri tanpa mengutip kalimat satupun dari teks. Pikirkanlah, pada teks anekdot yang kalian buat itu, semua tahap yang ada tidak terlewatkan.

Jawab :
                                                     Puntung Rokok


Suatu ketika ada seorang laki – laki yang bernama Azam. Saat itu dia sedang pergi ke Singapura untuk berlibur. Nampaknya dia tidak tahu akan peraturan yang ada di negara Singapura itu. Dia sedang merokok sendirian sambil duduk di bangku taman. Karena rokoknya sudah mau habis, dia membuang putung rokoknya begitu saja dan terjatuh tepat di sisi kanan kakinya. Tanpa dia sangka ada seorang petugas yang memperhatikanya dan kemudian menegur Azam dengan suara yang sangat tegas. Akan tetapi dia mengelak jika putung rokok itu adalah miliknya. Petugas itu terbelalak kebingungan ketika melihat putung rokok itu diambil Azam dan dihisap lagi. Dengan merasa keheranan petugas itu kemudian pergi meninggalkan Azam.

 Laporan Drama Anekdot Bahasa Indonesia
 “ Itulah Indonesia “



Oleh Kelompok 1

Dinas Pendidikan Kabupaten Malang
SMA Negeri 1 Kepanjen
Jl. Jendral Ahmad Yani No. 48 Kepanjen
Telep. (0341) 395122

Tugas Menyusun Drama : 24 Febuari 2014 – 10 Maret 2014
Tampil                            : 13 Juni 2014


Nama Kelompok

Anjani Felita Abiwardhani (06)   : Perdana Mentri Inggris
Detty Amalia Silcha           (10)   :  Sekertaris Presiden RI
Fajarianti Nuzula                (13)   :  Narator
Firmansyah Adi Pradana    (15)   :  Presiden RI
Leonardo Fery Gunawan    (21)   :  Staff Ahli RI
Novan Ari Wibisono          (25)   :  Pelayan / Pengawal
Novia Herdiandini              (26)   :  Mensesneg RI
Whinih Ayuning Firdenti   (34)   :  Ratu Inggris


Kelas  :  X MIA 2












Itulah Indonesia
                Pada suatu hari, sekertaris mengecek jadwal Presiden RI pada hari itu. Ternyata beliau mempunyai jadwal untuk bertemu dengan Ratu Inggris pada hari itu juga. Setelah sekertaris memberitahu bahwa Presien RI harus berangkat hari itu juga untuk bertemu Ratu Inggris. Presiden pun marah, karena harus berangkat mendadak dan belum mempersiapkan apa – apa.

Presiden RI        :    Kamu itu gimana sih, bener – bener nggak becus kalau kerja. Seharusnya kamu memberitahu saya 3 hari sebelum kita berangkat. Kalau seperti ini saya belum mempersiapkan apa – apa. Mau bicara apa nanti saya di depan Ratu Inggris?
Sekertaris           :     Maaf Pak, maafkan saya. Saya sebenarnya ingin memberitahu bapak kemarin, tapi bapak terlalu sibuk. Jadi saya takut mengganggu kerja bapak.
Presiden RI        :    Kalau begitu jam berapa kita berangkat?
Sekertaris           :     Sekitar 2 jam lagi pak.
Presiden RI        :    Baikah. Sekarang buatkan saya secangkir kopi
Sekertaris           :     Baik pak. (keluar dari ruangan)
Pelayaaaaaaan ......
Pelayan              :    Ada apa bu?
Sekertaris           :     Buatkan secangkir kopi untuk Pak Presiden
Pelayan              :    Kebetulan bu, saya baru saja membuat kopi untuk saya sendiri. Ini bu untuk Pak Presiden saja. Hehe ..
Sekertaris           :     Jadi Pak Presiden kamu suruh minum kopi bekasmu?
Pelayan              :    Tidak bu. Kopi ini belum saya minum kok bu. Sumpah bu
Sekertaris           :     Oke. (masuk ruangan Presiden)
Ini pak kopinya silahkan diminum pumpung masih hangat
Presiden RI        :    (meminum kopi)
Sekertaris           :     Mari Pak sekarang saatnya kita menuju bandara. Pesawat kita berangkat 30 menit lagi
Presiden RI        :    Jangan lupa bawakan dokumen – dokumen saya
Sekertaris           :     Baik pak.


            Tidak lama kemudian Presiden dan sekertaris terbang ke Inggris. Ketika Presiden dan sekertaris sampai di Inggris, mereka disambut sangat meriah. Kemudian suasana berubah menjadi hening saat acara jamuan teh berlangsung.

Ratu Inggris           :  Pengawaaaaaal ......
Pengawal               :     Ada yang bisa saya bantu Sri Ratu?
Ratu Inggris           :  Tolong ambilkan teh yang spesial untuk tamu – tamu kita yang sangat  terhormat ini.
Pengawal               :  Teh yang mana Sri Ratu? Di dapur ada 15 jenis teh Sri Ratu
Ratu Inggris           :  Teh yang baru saja saya beli dari Cimahi kemarin itu loh.
Pengawal               :     Oh iya. Saya mengerti Sri Ratu. Teh spesial dari Cimahi akan segera saya hidangkan untuk tamu – tamu Sri Ratu


Semenit kemudian teh pun sudah siap dan tertata rapi di depan meja tamu – tamu undangan. Tetapi ada hal menarik dibalik kunjungan kenegaraan ini. Presiden RI mempunyai ketertarikan terhadap kepemimpinan monaki Inggris yang sangat dihomati rakyatnya

Presiden               :  Maaf Sri Ratu,
Ratu Inggris         :  Iya, ada apa Pak Presiden?
 Presiden              :  Jika saya boleh bertanya kepada Sri Ratu, bagaimana caranya agar Sri Ratu bisa mempertahankan rasa hormat rakyat Anda terhadap monarki yang mulia?
Ratu Inggris         :  Itu mudah saja tuan Presiden. Dalam mengambil keputusan, monarki selalu dikelilingi orang – orang yang pintar untuk bisa dimintai pendapatnya
Presiden               :  Hah? Maksutnya Ratu?
Ratu Inggris         :   Anda masih bingung? Ini saya demonstrasikan (mengambil telepon)
       Saya akan menelpon Perdana Mentri (menekan tombol loudspeaker)
       Hallo Anjani, saya ingin mengajukan pertanyaan untuk anda
Perdana Mentri    :  Keinginan yang mulia adalah perintah bagi saya, Silahkan Sri Ratu
Ratu Inggris         :   Jika ayahmu punya anak, ibumu punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan bukan pula adikmu. Siapakah anak itu? Apakah kamu bisa menjawab?
Perdana Mentri    :  Pertanyaanya sangat mudah bagi saya Ratu. Tentu saya bisa menjawab
Ratu Inggris         :   Kalau begitu apa jawabanya?
Perdana Mentri    :  Jawabanya anak itu adalah saya yang mulia
Ratu Inggris         :   Tepat! Pintar kamu


            Sepulangnya ke tanah air, Presiden langsung mencob cara Ratu dengan mengetes kepintaran orang – orang yang pandai dimintai pendapat. Kemudian beliau mempraktekan hal tersebut kepada salah satu staff ahli andalanya

Staff Ahli           :  Maaf pak. Saya dengar Bapak memanggil saya. Ada apa ya?
Presiden RI        :  Saya ingin mengajukan pertanyaan untuk kamu
Staff Ahli           :  Silahkan Pak. Pasti saya bisa menjawab, IQ saya kan superior pak. Hehe...
Presiden RI        :  Oh, sombong kamu ya! Memang kamu kira saya bodoh! (memukul meja)
Staff Ahli           :  Maaf pak. Saya tidak bermaksud seperti itu
Presiden RI        :  Baiklah. Apakah kamu sudah siap?
Staff Ahli           :  Ya pak, saya siap
Presiden RI        :  Jika ayahmu punya anak, ibumu punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan bukan pula adikmu. Siapakah anak itu? Apakah kamu bisa menjawab?
Staff Ahli           :  Hmm... maaf pak, apakah saya boleh minta waktu tambahan untuk memikikan jawabanya?
Presiden RI        :  Tadi katamu Iqmu superior, mana buktinya? Baiklah, besok pagi kamu harus mendapatkan jawaban yang memuaskan


       Karena takut ini merupakan pertanyaan jebakan dan jawabanya salah, staff ini memutuskan untuk menelpon rekan kerjanya yaitu Mentri Seketaris Negara. Tetapi staff ini menelpon di saat yang tidak tepat. Karena waktu sudah menujukan pukul 02.00 WIB

Staff Ahli        :  Maaf bu. Apakah saya mengganggu anda?
Mensesneg      :  Kamu tau nggak sekarang jam berapa?
Staff Ahli        :  Hehee ... enggak tau bu. Memangnya sekarang jam brapa bu?
Mensesneg      :  Sekarang itu sudah jam 2 pagi. Kamu sudah mengganggu tidur saya. Sudah nggak usah basa basi lagi ada apa kamu menlpon saya?
Staff Ahli        :  Sebetulnya saya ingin bertanya kepada anda
Mensesneg      :  Cepat cepat!
Staff Ahli        :  Jika ayahmu punya anak, ibumu punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan bukan pula adikmu. Siapakah anak itu?
Mensesneg      :   Kamu itu bener – bener bodoh! Kalau anak itu bukan kakakmu juga bukan adikmu anak itu ya jelas akulah! (membanting telepon dan melanjutkan tidurnya)





Staff terlihat sangat puas dan yakin dengan jawaban Mensesneg jika itu adalah jawaban yang benar. Keesokan harinya presiden mendatangi ruangn staff tersebut untuk menagih jawabanya

Staff Ahli          :  Selamat pagi pak
Presiden RI       :  Iya pagi. Bagaimana?
Staff Ahli          :  Bagaimana apanya pak?
Presiden RI       :  Pertanyaan yang kemarin, dilihat dari mukamu sepertinya sudah mempunyai jawaban
Staff Ahli          :  Oh saya sudah punya jawabanya pak. Anak itu adalah Bu Menseneg pak

Mendapat jawaban seperti itu tanpa berkata apa –apa, Presiden menggaruk – nggaruk kepala dengan wajah bingung meninggalkan ruangan staff itu. Dan berharap ini cuma mimpi buruk.


PUISI
Apakah Kamu Seorang Pemimpin?

Tampangmu dihargai
Kedudukanmu dihormati
Ruanganmu diistanakan
Tapi sayang ...
Tindakanmu perlu diadili
Bagaimana bisa ...
Kamu merasa bangga
Dengan semua hal yang kamu punya
Di saat orang – orang tak memiliki
Ketika yang kau miliki berawal dari mereka
Lalu ...
Apakah kamu merasa telah layak menjadi seorang pemimpin?





Rangkuman
            Drama “Itulah Indonesia“ menceritakan tentang cerminan sifat dan sikap pertokohan para pemimpin di negara Indonesia yang sangat memprihatinkan. Pada adegan pertama diceritakan tentang seorang sekertaris presiden RI yang dengan ceroboh melaksanakan tugasnya. Karena kecerobohannya presiden RI marah dan kebingungan mencari pembahasan untuk pidato dan seorang pelayan istana negara yang bersikap tidak sopan kepada atasanya.
Pada adegan kedua diceritakan persiden RI yang sedang mengikuti pertemuan dengan Ratu Inggris. Dalam acara tersebut Ratu Inggris menyuruh pengawalnya untuk membuatkan teh untuk tamu undanganya. Tidak seperti pelayan di Indonesia, pengawal ini sangat sopan, santun, menghormati, dan menghargai Ratu Inggris dan para tamu undanganya. Saat itu presiden RI ingin sekali memiliki rakyat sejahtera seperti di Inggris dan menanyakan rahasia pemerintahanya kepada Ratu Inggris. Ratu Inggris memberitahukan rahasia tersebut dengan memberi sebuah pertanyaan kepada Perdana Mentri Inggris jika ayah dan ibumu punya anak, anak itu bukan kakak dan adik kamu siapakah anak itu. Karena Perdana Mentri Inggris sangat pandai dan bijaksana dia dapat menjawabnya dengan cepat dan tepat yaitu aku.
Pada adegan ketiga diceritakan presiden RI mencoba menanyakan pertanyaan itu kepada staff ahlinya di Indonesia. Sama halnya dengan pelayan, staff ahli ini bersikap sombong, bodoh, dan tidak sopan kepada presiden. Karena staff tersebut tidak dapat menjawab, pesiden RI sangat marah kepada staff ahli. Dan staff ahli itu meminta waktu tambahan untuk berfikir.
Pada adegan keempat diceritakan staff ahli mempunyai ide dengan menanyakan pertanyaan itu kepada Mentri Sekertaris Negara. Kemudian dia menelpon Mensesneg, tetapi dia menelpon pada saat jam tidur. Mensesneg pun marah kepada staff itu. Setelah staff menjelaskan alasanya dia menanyakan pertanyaan itu. Karena pertanyaan itu begitu mudah Mensesneg menjawab aku dengan nada tinggi dan marah yang kemudian membanting telpon dan melanjutkan tidurnya.
Pada adegan kelima diceritakan presiden mendatangi ruangan staff itu dan menanyakan jawabanya. Dengan rasa pecaya diri yang sangat tinggi staff itu menjawab anak itu adalah Mensesneg. Mendapat jawaban seperti itu tanpa berkata apa –apa, Presiden menggaruk – nggaruk kepala dengan wajah bingung meninggalkan ruangan staff itu. Dan berharap ini cuma mimpi buruk