Rabu, 21 September 2016

Makalah Tentang Makna Agama dan Urgensinya dalam Kehidupan Manusia

MAKALAH
 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MAKNA AGAMA DAN URGENSINYA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA




Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing : Siti Rohmah, M.HI




Disusun Oleh

Kelompok 1
Kevin Aditya              (165150700111006)
Roisul Setiawan          (165150701111006)
Novia Herdiandini      (165150707111003)




FAKULTAS ILMU KOMPUTER PRODI TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016





Kata Pengantar

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan ridho-Nya sehingga kita dapat menyusun makalah yang berjudul MAKNA AGAMA DAN URGENSINYA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA dengan lancar yang dilaksanakan di Universitas Brawijaya,
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih pada:
1.      Allah SWT
2.      Orang Tua dan seluruh anggota keluarga yang memberi dukungan dan do’a
3.      Bpk. Wayan Firdaus Mahmudy, S.Si, M.T, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer
4.      Dian Eka Ratnawati, S.Si, M.Kom selaku Ketua Prodi Teknologi Informasi
5.      Siti Rohmah, M.HI selaku Dosen pengajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam
6.      Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Fakultas Ilmu Komputer
7.      Dan Teman-teman dari kelas Teknologi Informasi “A” yang saya cintai
Demikian yang bisa diutarakan penulis, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja, khususnya bagi Mahasiswa Universitas Brawijaya. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Makalah ini tersusun dengan tujuan dan sasaran yang tepat agar bermanfaat.





Malang, 10 september 2016





Kelompok 1



BAB I
PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang
Agama adalah fitrah “ketentuan mutlak” bagi Manusia tanpa manusia agama bukan berarti apa-apa, karena Agama memang ditujukan bagi manusia. Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Demikian pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak sesungguhnya manusia, sangatlah membutuhkan agama. Dan sangatlah dibutuhkannya agama oleh manusia, tidak saja di masa primitif dulu sewaktu ilmu pengetahuan belum berkembang, tetapi juga di zaman modern sekarang sewaktu ilmu dan teknologi telah sedemikian maju. Dimensi Agama yang telah dikonsepsikan manusia adalah: adanya kepercayaan kepada Sang Pencipta, Adanya wahyu asli, dogma teologi, yakin tentang adanya supranatural, adanya proses evolusi.
1.2           Rumusan Masalah
a.       Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
b.      Fungsi Agama dalam kehidupan manusia
c.       Pentingnya Agama Dalam Kehidupan Manusia

1.3           Maksud dan Tujuan
a.       Dapat memahami mengapa manusia butuh terhadap agama
b.      Dapat memahami fungsi agama dalam kehidupan manusia
c.       Dapat memahami akan pentingnya agama dalam kehidupan manusia


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Makna Agama
2.1.1 Pengertian Agama
Pengertian agama menurut para ahli di bidang Psikologi :
1.      Sigmund Freud, Agama berasal dari ketidakmampuan. Menghadapi kekuatan dari alam di luar diri dan kekuatan dari dalam diri. Manusia belum mampu menggunakan akal untuk mengatasi kekuatan yang ada di luar dan di dalam diri. Agama dipandang sebagai ilusi atau imaginasi anak – anak yang penuh fantasi dan mimpi.
2.      Carl Gustav Jung, Agama adalah ketundukan pada kekuatan yang lebih tinggi dari pada kekuatan kita sendiri. Ketidak sadaran yang disebabkan oleh kekuatan di luar diri yang disebut ketidak sadaran agamis. Agama dipandang sebagai fenomena yang lahir dari ketidaksadaran.
Pengertian agama menurut para ahli di bidang Sosiologi
1.      Emile Durkheim memandang agama sebagai kepercayaan dan pengalaman terhadap sesuatu yang sakral yang menyatu dalam komunitas moral yang disebut gereja. Pendapat ini tidak dapat mewakili pengertian agama secara keseluruhan karena esensi dari agama tidak disentuh sama sekali.
2.      Charles Darwin meyakini agama pada dasrnya berevolusi sesuai dengan tingkat budaya yang dicapai manusia
3.      Taylor menyatakan agama berkembang melalui fase dinamisme (kepercayaan kekuatan oleh alam atau barang tertentu yang dipegan oleh dewa tertentu), fase politeisme (kekuatan yang terorganisasi dan terstruktur yang dipegan oleh dewa tertentu) dan fase monoteisme (perkembangan akal dan budaya yang semakin maju yang terpadu pada kekuatan Tuhan Yang Maha Berkuasa).
4.      Aguste Comte melihat manusia tidak suka memikirkan apa yang tidak dapat dicoba tapi membatasi dan mendasarkan pengetahuan pada apa yang dilihat, diukur, dan dibuktikan.
Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Utusan sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata dan mengatur hubungan dengan tanggung jawab kepada Tuhan, kepada masyarakat serta alam sekitar.
Agama sebagai sumber sistem nilai, petunjuk, pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah hidupnya sehingga terbentuk motivasi, tujuan hidup dan perilaku manusia yang lebih baik.

2.1.1 Pengertian Agama Islam
          Islam adalah sebuah agama yang diturunkan Alloh kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rosul paling akhir untuk menjadi petunjuk atau pedoman hidup bagi seluruh manusia sampai akhir zaman. Secara harfiah, Islam memiliki arti damai, tunduk, selamat dan bersih. Kata islam sendiri terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam) dan M (mim) yang mempunyai makna dasar “Selamat” (Salama).
               
                 Dari segi bahasa agama Islam memiliki arti atau pengertian sebagai berikut:
1.      Islam dari kata ‘Salm‘ yang memiliki arti damai
“DAN APABILA MEREKA MENDEKAT KEPADA PERDAMAIAN, MAKA DEKATLAH KEPADANYA DAN BERTAWAKALLAH KEPADA ALLOH. SUNGGUH, IALAH YANG MAHA MENDENGAR LAGI MAHA TAHU.” (QS. AL ANFAL : 61)
Arti ‘salm’ diatas mempunyai arti damai atau perdamaian dan termasuk salah satu arti/makna dan ciri khas dari Islam, yakni Islam termasuk agama yang selalu membawa umatnya kedalam perdamaian. Dalam Islam diperbolehkan kaumnya untuk berperang apabila mereka diperangi terlebih dulu oleh musuh-musuhnya. Hal ini sebagai bukti yang nyata bahwa di dalam Islam sangat menjunjung tinggi perdamaian.
2.      Islam dari kata ‘Aslama’ yang berarti menyerah
Dalam hal ini menandakan bahwa umat Islam termasuk seseorang yang ikhlas menyerahkan dan menggantungkan jiwa serta raganya hanya kepada Allah SWT. maksud dari penyerahan jiwa dan raga ini berarti melaksanakan terhadap apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah Berfirman :

“DAN SIAPAKAH YANG LEBIH BAIK AGAMANYA DARI PADA ORANG YANG IKHLAS MENYERAHKAN DIRINYA KEPADA ALLAH, SEDANGKAN DIAPUN MELAKUKAN KEBAIKAN, DAN IA MENGIKUTI AGAMA IBRAHIM YANG LURUS? DAN ALLOH MENGAMBIL IBRAHIM MENJADI KESAYANGAN-NYA.” (QS. An Nisa’ : 125)
“KATAKANLAH: SESUNGGUHNYA SHOLATKU, IBADAHKU, HIDUPKU DAN MATIKU HANYALAH UNTUK ALLOH, TUHAN SEMESTA ALAM.”(QS. Al An’am : 162)
“MAKA APAKAH AKAN MENCARI AGAMA LAI SELAIN AGAMA ALLOH, PADAHAL HANYA KEPADA-NYA LAH TEMPAT BERSERAH YANG ADA DI LANGIT DAN DI BUMI, BAIK DALAM KEADAAN SUKA MAUPUN TERPAKSA DAN HANYA KEPADA ALLOHLAH MEREKA KEMBALI.” (QS. Ali ‘Imran 3:83)
Maka dari itu hendaklah seorang muslim menyerahkan diri kepada aturan agama Islam dan juga kehendak Allah SWT, insya’allah dengan demikian hati akan menjadi tenteram, tenang dan damai.
3.      Islam dari kata ‘Saliim‘ (Bersih atau suci)
Allah Berfirman :
“KECUALI ORANG-ORANG YANG MENGHADAP ALLOH DENGAN HATI YANG BERSIH” (QS. Asy Syu’ara’ : 89)
“(INGATLAH) KETIKA IA DATANG KEPADA TUHANNYA DENGAN HATI YANG SUCI” (QS. As Saffat: 84)
            Ini berarti bahwa agama Islam adalah agama yang bersih dan suci dan mampu menjadikan bersih dan suci terhadap jiwa bagi pemeluknya, selain itu juga akan mengantarkan kepada kebahagiaan yang hakiki, baik kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
            Pada hakikatnya Alloh mensyariatkkan agama Islam untuk membersihkan dan mensucikan jiwa manusia. Allah berfirman :
“SESUNGGGUHNYA ALLOH TIDAK MENGHENDAKI DARI ADANYA SYARIAT ISLAM, KARENA ITU HENDAK MENYULITKAN KAMU, TAPI SUNGUH IA BERKEINGINAN UNTUK MEMBERSIHKKAN KAMU DAN MENYEMPURNAKAN NI’MAT-NYA BAGIMU AGAR KAMU BERSYUKUR.” (QS. Al Ma’idah : 6)




4.      Islam dari kata ‘Salam‘ yang memiliki arti selamat dan sejahtera.
Allah Berfirman :
“SEMOGA KESELAMATAN DILIMPAHKAN KEPADAMU, AKU AKAN MEMINTA AMPUN BAGIMU KEPADA TUHANKU. SESUNGGUHNYA IA SANGATLAH BAIK KEPADAKU.” (QS. Maryam : 47)
            Hal ini memiliki makna bahwa agama Islam selalu membawa umat manusia kepada keselamatan dan kesejahteraan. Sedangkan pengertian Islam dalam istilahnya adalah kepatuhan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para Rasul dan Nabi, khususnya Muhammad SAW sebagai pedoman atau landasan hidup dan juga sebagai hukum/aturan Allah yang dapat membina seluruh manusia ke jalan yang lurus menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.

2.1.3 Macam-Macam Agama
1.        Agama Wahyu
Agama wahyu adalah ajaran tuhan yang disampaikan kepada para utusannya. Agama wahyu atau samawi adalah kebalikan agama budaya, agama wahyu itu tidak langsung diturunkan kepada masyarakat, akan tetapi melalui utusan tuhan. Penunjukan seorang manusia menjadi utusan oleh tuhan adalah gaib, karena penyampaian wahyu oleh malaikat kepada utusan itu bersifat gaib.
Ciri ciri Agama wahyu :
1.      Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat melainkan diturunkan kepada masyarakat.
2.      Disampaikan oleh manusia yang dipilih sebagai utusan. Utusan itu bukan menciptakan agama melainkan menyampaikannya.
3.      Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
4.      Ajarannya serba tetap walaupan tafsirannya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan manusia.
5.      Konsep ketuhanannya adalah Monotheisme mutlak
6.      Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa, dan keadaan

2.           Agama Budaya
Agama Budaya adalah ajaran agama yang dihasilkan oleh pikiran atau persamaan manusia secara kumulatif. Adapun ciri ciri agama budaya adalah :
1.      Tumbuh secara kumulatif dalam masyarakat penganutnya
2.      Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan
3.      Umumnya tidak memiliki kitab suci, kalaupun ada, akan mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarahnya
4.      Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiran masyarakatnya
5.      Konsep ketuhanannya : dinamisme, animisme, politheisme dan lain lain
6.      Kebenaran ajarannya tidak universal yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.
Elemen elemen dalam agama :
1.      Komunitas. Setiap tradisi memiliki suatu komunitas keagamaan (Gereja, ummah, sangha, dan lain lain) yang memiliki beragam cabang yang membawa umat beriman kedalam suatu konteks global.
2.      Ritual yang dapat dipahami dalam tiga aspek: Penyembahan yang terus-menurus, sakramen, dan upacara upacara. Sakramen biasanya, berkaitan dengan perjalanan kehidupan yang luar biasa, kelahiran, inisiasi, perkawinan, dan kematian. Upacara upacara sering merayakan tangal kelahiran atau peristiwa peristiwa besar lainnya dari kehidupan tokoh tokoh besar seperti Yesus, Musa, Muhammad, Krishna, dan Buddha. Aktivitas penyembahan sngat beragam dari segi frekuensi, watak, dan signifikansinya, namun seluruh agama memilikinya.
3.      Etika. Seluruh tradisi memiliki keinginan mengkonseptualisasikan dan membimbing ke arah kehidupan yang baik, dan semua menyepakati persoalan persoalan dasar seperti keharusan menghindari kebohongan, mencuri, pembunuhan, membawa aib keluarga, dan mengingkari cinta. Tradisi tradisi monoteistik menyerukan agar mencintai manusia dan Tuhan, serta tradisi tradisi Timur lebih cenderung menyerukan concern etis kepada alam.
4.      Keterlibatan sosial dan politis. Komunitas komunitas keagamaan merasa perlu terlibat dalam masyarakat yang lebih luas untuk mempengaruhi, mereformasi, atau beradaptasi dengannya kecuali jika agama dan masyarakat saling terpisah seperti dalam agama agama primal. Keterlibatan sosial dan politis tergantung pada konteks dan dan pandangan pandangan dari tradisi terkait. Hal ini cenderung akrab dalam Islam, secara sosial terjadi dalam tradisi tradisi hindu melalui sistem kasta, secara tajam tertanam dalam banyak sejarah yahudi, dan dikalangan umat kristen dengan keragamannya mulai dari penolakan terhadap masyarakat oleh kaum hermit (orang orang Kristen awal yang menarik diri daari masyarakat dan hidup menyendiri, atau oleh Tolstoy, sampai dengan keterlibatan gereja dan negara secara mendalam dalam agama Kristen Bizantin.
5.      Kitab suci, termasuk mite atau sejarah suci dalam kitab suci atau tradisi oral yang denganny masyarakat hidup, dengan mengesampingkan agama agama primal, kebanyakan tradisi memiliki kitab kitab sebagai suatu canon (peraturan peraturan). Injil Kristen, Al-Quran, Bibel Yahudi (yang merupakan perjanjian lama kristen), Hindu Veda, dan Pali. Canon dikalangan Buddha Mahayana dihormati oleh Sutra Mahayana, semua itu adalah contoh dari kitab suci.
6.      Konsep atau Doktrin. Tradisi kristen dengan gagasan ortodoksi doktrinal lebih menekankan pada konsep dan teologi dibanding lainnya, namun seluruh tradisi memiliki sejimlah konsep yang sangat penting bagi mereka. Seluruh agama monoteitik menitikberatkan pada konsep Tuhan namun berbeda mengenai Tuhan itu trinitas atau bukan.

2.2    Urgensi Agama dalam Kehidupan Manusia
          2.2.1 Urgensi Agama Secara Universal
Einstein menyatakan bahwa sifat sosial manusia merupakan salah satu faktor pendorong terwujudnya agama. Harapan akan adanya sesuatu yang dapat memberi petunjuk dan pengarahan, harapan pecinta dan dicintai, keinginan bersandar pada orang lain dan terlepas dari putus asa semua itu terbentuk dalam diri sendiri dasar kejiwaan untuk menerima keimanan Tuhan.
Wiliam James filosof Jerman meyakini hal fisik dan material merupakan sumber tumbuhnya berbagai keinginan batin, namun banyak pula keinginan yang tumbuh dari alam balik alam material ini.
Ilmu dan teknologi serta kemajuan peradaban manusia melahirkan jiwa yang kering dan haus akan rohaniah. Kekecewaan dan kegelishan batin selalu menyertai perkembangan kesejahteraan manusia. Satu – satunya cara untuk memenuhi perasaan dan keinginan itu adalah keyakinan agama.
Arti penting suatu agama :
1.      Agama Sumber Moral
Tanpa moral kehidupan manusia kacau balau, tidak peduli lagi baik atau buruk atau halal haram. Pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukanya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta adanya perintah dan larangan.
2.      Agama Petunjuk Kebenaran
Manusia adalah makhluk berakal. Keinginan manusia untuk mengetaui segala sesuatu tentang kebenaran menjadi tanda tanya besar. Kebenaran yang gagal dicari – cari oleh manusia sejak dulu dengan ilmu filsafat ternyata jawabanya ada dalam agama. Agama adalah petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Itulah agama Islam
3.      Agama Sumber Informasi Metafisika
Rahasia metafisika juga termasuk hal yang ingin disingkap oleh manusia. Padahal masalah metafisika adalah masalah gaib seperti hidup setelah mati, Tuhan, surga, neraka atau hal lain di balik alam nyata ini.
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah termasuk wilayah agama atau iman dan hanya Allah yang mengetahuinya. Dengan agamalah dapat diketahui hal – hal yang berkaitan dengan alam arwah, alam barzah, alam akhirat, sura dan neraka, Tuhan dan sifat-Nya, dan hal gaib lainya.
4.      Agama Pembimbing Rohani Manusia
Manusia diberi coabaan Tuhan dengan keburukan dan kebaikan. Dan hal itu dimaksudkan sebagai ujian manusia dalam menghadapi cobaan tersebut yakni cobaan duka karena ditimpa sesuatu yang buruk atau cobaan suka karena memperoleh sesuatu yang baik.
Bersyukur dikala suka dan sabar dikala duka harus selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan begitu orang beriman aka hidup selalu stabil, tidak ada goncangan, tentram, dan bahagia. Keadaan hidup seluruhnya serba baik.

Inilah empat persoalan yang ditangani oleh semua agama :
1.    Semua agama memikirkan tentang egoisme dan hilangnya arti kebaikan bersama dan solidaritas bersama
2.      Gagasan tentang keadilan dan hak asasi manusia
3.      Masalah status bagaimana memperlakukan yang miskin dan yang lemah
4.      Semua agama percaya hidup tidak hanya mempertahankan kelangsungan hidup tetapi juga harus berkembang

2.2.1 Urgensi Agama Menurut Islam
1.      Islam sebagai wahyu Ilahi
“DAN TIADALAH YANG DIUCAPKANNYA ITU (AL QUR’AN) MENURUT KEMAUAN HAWA NAFSUNYA. UCAPANNYA ITU TIDAK LAIN HANYALAH WAHYU YANG DI WAHYUKAN (KEPADANYA).” (QS. An Najm : 3-4)
2.      Sebagai pedoman hidup
“AL QUR’AN INI ADALAH PEDOMAN BAGI MANUSIA, PETUNJUK DAN RAHMAT BAGI KAUM YANG MEYAKINI.” (QS. Al Jasiyah : 20)
3.      Hukum yang mengatur manusia
“DAN HENDAKLAH KAMU MEMUTUSKAN PERKARA DI ANTARA MEREKA MENURUT APA YANG TELAH DITURUNKAN OLEH ALLAH, DAN JANGANLAH KAMU MENURUTI HAWA NAFSU MEREKA. DAN BERHATI-HATILAH KAMU TERHADAP MEREKA, SUPAYA MEREKA TIDAK MEMALINGKAN KAMU DARI SEBAHAGIAN APA YANG TELAH DITURUNKAN ALLAH KEPADAMU. JIKA MEREKA BERPALING (DARI HUKUM YANG TELAH DITURUNKAN ALLAH), MAKA KETAHUILAH BAHWA SESUNGGUHNYA ALLAH MENGHENDAKI AKAN MENIMPAKAN MUSIBAH KEPADA MEREKA DISEBABKAN SEBAHAGIAN DOSA-DOSA MEREKA. DAN SESUNGGUHNYA KEBANYAKAN MANUSIA ADALAH ORANG-ORANG YANG FASIK. APAKAH HUKUM JAHILIYAH YANG MEREKA KEHENDAKI, DAN (HUKUM) SIAPAKAH YANG LEBIH BAIK DARIPADA (HUKUM) ALLAH BAGI ORANG-ORANG YANG YAKIN?” (QS. Al Maidah : 49-50
4.      Membimbing manusia ke jalan yang lurus
“DAN BAHWA APA YANG KAMI PERINTAHKAN INI ADALAH JALAN-KU YANG LURUS, MAKA IKUTILAH DIA DAN JANGANLAH KAMU MENGIKUTI JALAN-JALAN (YANG LAIN), KARENA JALAN-JALAN ITU MENCERAI-BERAIKAN KAMU DARI JALAN-NYA. YANG DEMIKIAN ITU DIPERINTAHKAN ALLAH KEPADAMU AGAR KAMU BERTAKWA.” (QS. Al An’am : 153)
5.      Menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat
“BARANG SIAPA YANG MENJALANKAN AMAL SALEH, BAIK LAKI-LAKI MAUPUN PEREMPUAN DALAM KEADAAN BERIMAN, MAKA SESUNGGUHNYA AKAN KAMI BERIKAN KEPADANYA KEHIDUPAN YANG BAIK DAN SESUNGGUHNYA AKAN KAMI BERI BALASAN KEPADA MEREKA DENGAN PAHALA YANG LEBIH BAIK DARI APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN.” (QS. 16 : 97)



BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
                  Agama adalah suatu kepercayaan yang mengajarkan dan mengatur peribadatan manusia kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, hubungan manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Setiap agama memiliki cara yang berbeda dalam melakukan peribadatan. Namun semua agama mengajarkan satu hal yang sama yaitu kebaikan.
                    Manusia memiliki kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup dan keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia karena sebagai sumber moral, petunjuk kebenaran, sumber informasi tentang masalah metafisika, memberikan bimbingan rohani di kala suka maupun dikala duka.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Bumi Aksaara: 1991
Connolly Peter, Aneka Pendekatan Studi Agama, Yogyakarta, LKIS Yogyakarta: 2002
Daniel CM, The Power of Religion, Yogyakarta, Penguin Books: 2001
Luth Thohir dkk, Buku Daras Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya, Malang, Pusat Pembinaan Agama Universitas Brawijaya: 2016
Muchtar Adeng Ghazali, Ilmu Studi Agama, Bandung: Pustaka Setia: 2005
Adlany dkk, Alqur’an dan terjemahan indonesia, Jakarta, Sari Agung: 1995



Tidak ada komentar:

Posting Komentar